Himbara Diminta Lebih Selektif Salurkan Kredit ke BUMN



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kondisi utang di beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya telah membuat bank-bank Himpunan Bank Negara (Himbara) mulai berhati-hati menyalurkan kredit ke perusahaan pelat merah. 

Setidaknya, Himbara tidak sembarangan menilai kesehatan perusahaan-perusahaan tersebut.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, yang mengatakan bahwa pihaknya telah memberi instruksi pada bank Himbara agar tidak sembarangan memberikan kredit.


Dalam hal ini, Tiko, panggilan akrab Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, menegaskan agar Himbara tidak langsung menganggap semua perusahaan pelat merah sebagai perusahaan yang sehat. 

Baca Juga: Bank IBK Gandeng Krakatau Posco Beri Bunga Rendah bagi Supplier dan Buyer

Ia mencontohkan BUMN Karya yang sebelumnya dianggap sehat secara keseluruhan. "Kualitas mereka bisa berbeda-beda," ujar Tiko.

Oleh karena itu, Tiko menyebutkan bahwa saat ini Himbara perlu melihat secara mendasar kesehatan perusahaan-perusahaan pelat merah sebelum menyalurkan kreditnya.

Sesuai dengan itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin, menyatakan bahwa sebenarnya BUMN ini memiliki tujuan yang benar. 

Misalnya, BUMN Karya bertujuan untuk membangun infrastruktur yang baik.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa perlu melihat hal-hal yang lebih mendasar.

Tujuannya adalah agar tidak terjebak dalam utang-utang besar yang berpotensi menyebabkan kegagalan pembayaran. 

Baca Juga: Efek Utang BUMN Karya, Himbara Diminta Tak Sembarang Beri Kredit Ke BUMN

Sementara itu, Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, mengatakan bahwa selama ini pihaknya juga telah selektif dalam segi bisnis dan keuangan. 

Artinya, tidak selalu diasumsikan bahwa BUMN yang dimiliki pemerintah selalu sehat.

"Jika fundamental dan keuangan kurang baik, maka jangan berikan kredit," ujar Setiyo.

Ia menyebutkan bahwa saat ini penyaluran kredit ke BUMN secara keseluruhan meningkat sebesar 15%. Namun, mereka selektif dalam memilih industri dengan prospek dan kondisi keuangan yang solid.

Baca Juga: Tahun Ini, Jaya Konstruksi Manggala (JKON) Bidik Kontrak Baru Rp 6 Triliun

Setiyo juga menyebutkan bahwa BTN ekspansi pada tahun lalu dan tahun ini lebih fokus pada sektor energi terbarukan, manufaktur, infrastruktur pelabuhan, dan bandara dalam memberikan kredit ke BUMN. 

"Secara keseluruhan, kredit ke BUMN tidak melebihi 10% dari total kredit BTN," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli