Himbara matangkan pendirian perusahaan financial technology



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) terus mematangkan pendirian perusahaan financial technology (fintech). Beberapa rencana mulai disiapkan untuk fintech plat merah ini.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Kartika Wiroatmodjo bilang kelak perusahaan tak sekadar menggarap platform quick response (QR) code bersama, melainkan mengintegrasikan seluruh basis teknologi empat bank tadi.

"Untuk integrasi sistem pembayaran, QR Code, ATM, mesin EDC semuanya nanti akan ada di satu perusahaan tersebut," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Himbara dengan Komisi XI DPR, Selasa (15/1).


Pria yang akrab disapa Tiko ini juga menambahkan, Fintech plat merah tersebut kelak akan berdiri di bawah naungan Holding perbankan dan keuangan yang dikomandoi PT Danareksa (persero).

Sementara terkait perkembangan pembentukan holding perbankan, Tiko bilang Himbara tengah berdiskusi intensif dengan Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KSKK) dan Kementerian Keuangan (Kemkeu). "Apabila terjadi holding bagaimana dampak terhadap bank sistemik Himbara, akan ada kajian yang kita berikan terkait hal tersebut ke KSKK dan Kemkeu," lanjutnya.

Sebelumnya integrasi teknologi Himbara pernah terjadi melalaui PT Jalin Pembayaran Nusantara, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk (TLKM) terkait pengelolaan ATM Link.

Namum, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI) Herry Sidharta bilang, fintech plat merah ini akan dibentuk melalui perusahaan baru. Tidak melalui Jalin. "Harus perusahaan berbeda (dari Jalin), karena regulasinya juga berbeda. Kita juga sedang proses minta izin ke Bank Indonesia," katanya dalam kesempatan yang sama.

Meski demikian, ia enggan mengatakan berapa modal yang dibutuhkan untuk mendirikan perusahaan ini. Namun, ia bilang biaya sejatinya tak mahal lantaran,proses yang dibutuhkan hanya tinggal mengintegrasikan teknologi Anggo Himbara.

Terkait modal, Corporate Secretary Mandiri Rohan Hafas menambahkan, nantinya empat bank Himbara akan jadi shareholder Fintech plat merah ini. Sedangkan secara operasional akan dikelola oleh Telkom. "Tapi masing-masing berapa dana yang disuntik belum tahu, apakah sesuai dengan size perusahaan belum tahu, karena itu wewenang Kementerian (BUMN)," kata Rohan.

Pembentukan Fintech ini juga disebut Rohan akan memberikan efisiensi kepada masing-masing anggota Himbara. Sebab seluruh operasi teknologi perbankan kelak akan digarap perusahaan baru ini.

"Capex untuk IT di bank sebenarnya cukup besar di Mandiri pertahun mungkin ada Rp 300 miliar. Dengan integrasi ini artinya kan, kita tak perlu keluarkan capex besar, karena meski tetap ada Divisi IT di bank ukurannya akan lebih kecil," jelas Rohan.

Selain ke Himbara, atau perbankan Rohan juga bilang kelak Fintch plat merah ini juga akan menyasar Badan Usaha Milik Negara lain. Misalnya PT PLN (persero), dan PT Pertamina (persero). PLN disebut Rohan dapat memanfaatkan perusahaan baru ini menggarap pembayaran tagihan listrik, atau Pertamina yang bisa memanfaatkannya soal pembayaran BBM di SPBU.

Di sisi lain Direktur Utama BNI Achmad Baiquni bilang, kelak jika sudah terbentuk Fintech plat merah diproyeksikan untuk bekerjasama dengan dompet elektronik asal Tiongkok, WeChat dan Alipay.

"Kalau bank BUMN diam saja dan tidak melakukan sistem pembayaran QR Code, kita yang rugi, karena dari sana bisa dapat misalnya Merchant Discount Rate (MDR)," katanya dalam kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .