JAKARTA. Kementerian BUMN nampaknya sudah berketetapan hati untuk tidak melanjutkan akusisi Artajasa. Hal ini disebabkan harga yang ditawarkan perusahaan switching ini terlalu mahal. Padahal sebelumya, Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) mengaku telah menyiapkan dana sekitar Rp 500 miliar untuk akusisi. Sebagai gantinya, Himbara mempunyai opsi lain untuk membentuk perusahaan swithing sendiri. Nantinya, perusahaan switching diharapkan bisa dibentuk secara penuh pada tahun depan seiring dengan finalisasi integrasi ATM Himbara yang saat ini berjumlah kurang lebih 60.000 ATM. Pada tahun ini, bank BUMN sedang fokus untuk membentuk anchor bank yang merupakan tahap awal, sebelum nantinya terbentuk perusahaan switching.
Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sis Apik Wijayanto mengatakan, saat ini, pembentukan anchor bank sudah berjalan 50%. Diharapkan sebelum Oktober 2016, pembentukan switching sementara akan selesai. “Anchor bank ini adalah integrasi ATM seluruh bank Himbara dengan menggunakan sistem host to host,” tuturnya, Jumat, (17/6). Menurut Sis, tantangan membuat perusahaan swithing sendiri adalah menyiapkan sistem sendiri dan melakukan integrasi dari 4 sistem host to host bank BUMN. Namun keuntungannya dengan membuat sistem switching sendiri yaitu biaya yang dikeluarkan lebih murah. Sis menjelaskan, sebelum nanti ada integrasi anchor empat bank BUMN dengan mekanisme host to host, masing masing bank BUMN harus menyempurnakan sistem host dengan beberapa anak usahanya.