KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyiapkan sejumlah strategi untuk mengejar target ekspor industri furnitur dan kerajinan sebesar US$ 5 miliar pada tahun 2024. Untuk mencapai target ekspor tersebut diperlukan pertumbuhan setidaknya 13,4%. Untuk itu pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) HIMKI Tahun 2023 yang diadakan pada Rabu dan Kamis, 22-23 Februari 2023 di Yogyakarta, mengangkat tema “Penguasaan Desain dan Teknologi Produksi Sebagai Akselerasi Mencapai Target Ekspor Mebel dan Kerajinan 5 Milyar USD di Akhir 2024”. Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur menilai penguasaan desain dan teknologi produksi sangat membantu pertumbuhan target ekspor industri padat karya ini. Beberapa negara besar seperti Italia dan beberapa negara eksportir besar furnitur tingkat dunia memprioritaskan kedua hal tersebut. Sudah bukan saatnya bagi kita untuk mengekspor
raw material lagi.
Dia bilang Indonesia merupakan produsen mebel, kerajinan dan
home décor dengan keunggulan komparatif berbasis sumber daya alam.
Baca Juga: Deli Indonesia Resmi Rilis Produk Kolaborasi Bareng Agnez Mo "Keunggulan komparatif tersebut menjadi modal kuat dalam menghasilkan produk yang bersifat unik (
differianted product) dengan corak dan desain beragam yang lahir dari lokal jenius diperkuat dengan keterampilan para pengrajin yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak mudah disaingi," kata dia dalam keterangannya, Rabu (22/2). Namun demikian, menurutnya di era persaingan pasar yang semakin ketat dan dinamis, keunggulan-keunggulan yang dimiliki tersebut belum cukup tanpa ditunjang oleh penguasaan desain dan teknologi produksi yang bergerak secara beriringan. Padahal keduanya memainkan peran yang sangat penting yang akan mempermudah dan mempercepat dalam penciptaan suatu produk yang inovatif dan fungsional dengan harga yang kompetitif sesuai keinginan pelanggan. "Pada Rakernas ini kami juga ingin menjelaskan mengenai penyatuan Asmindo dan AMKRI menjadi HIMKI sebagai faktor penting pertumbuhan industri mebel dan kerajinan nasional," paparnya. Dia menyebut peleburan ini terwujud atas keinginan kuat dari Presiden RI Joko Widodo untuk menyatukan kedua asosiasi agar menjadi wadah tunggal yang kuat, besar dan dapat menjadi partner pemerintah untuk mendorong daya saing produk mebel dan kerajinan di pasar dalam negeri dan luar negeri. Setelah penyatuan, industri mebel mengalami pertumbuhan sangat pesat dari US$ 1,6 miliar pada tahun 2016 menjadi US$ 3,5 miliar pada tahun berikutnya. Sekretaris Jenderal HIMKI Heru Prasetyo menambahkan pihaknya tetap optimistis bahwa industri ini akan terus mengalami pertumbuhan meskipun kondisi saat ini kurang menguntungkan. Potensi pasar utama yaitu Amerika Serikat dan Eropa mulai mengalami pertumbuhan. HIMKI juga terus menjajaki pasar-pasar baru seperti India, Timur Tengah dan lain-lain. "Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki bisa dikelola dengan baik, kita bisa menjadi
leader untuk industri mebel dan kerajinan di Kawasan Regional ASEAN," ungkapnya.
Baca Juga: Kemenperin Dorong Kinerja Ekspor Industri Otomotif Nasional Ketua DPD HIMKI Sleman Raya Rian Hermawan menyebut Rakernas HIMKI Tahun 2023 memilih lokasi di Yogyakarta. Selain dikenal sebagai Kota Gudeg, juga dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini disebabkan karena Yogyakarta kaya akan wisata sejarah, alam, dan budaya yang menjadi keunggulan dan penopang bagi sektor pariwisata Yogyakarta. "Yogyakarta juga merupakan kota industri kerajinan dan furnitur berorientasi ekspor, industri padat karya, serta sebagai fondasi memperkuat struktur ekonomi Yogyakarta. Ekspor kerajinan wilayah ini yang terbesar di Indonesia," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi