Himpuli: Unggas lokal sulit tembus pasar lokal bila investasi dibatasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah mendorong ekspor produk pertanian, salah satunya adalah produk unggas lokal.

Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade M. Zulkarnain mengatakan unggas lokal Indonesia masih akan kesulitan menembus pasar global apabila investasi di sektor peternakan unggas lokal dibatasi.

Menurut Ade, batas investasi untuk UMKM hanyalah sebesar Rp 10 miliar. Sementara, dengan dana sebesar Rp 10 miliar tersebut, produksi DOC hanya bisa mencapai 500.000 per bulan atau hanya sekitar 6 juta per tahun. Karena itulah permintaan lokal belum bisa terpenuhi sampai saat ini.


“Bagaimana kita bisa memproduksi dalam jumlah besar dan menembus pasar global kalau investasinya dibatasi? Inilah yang kami minta supaya pemerintah merevisi tentang aturan investasi khususnya ayam lokal ini,” jelas Ade, Selasa (24/4).

Berdasarkan data statistik peternakan dan kesehatan hewan, produksi ayam bukan ras (buras) mencapai 310 juta ekor dan produksi itik mencapai 49 juta ekor. Sementara, menurutnya permintaan masyarakat atas unggas lokal bisa dua kali lipat dari angka tersebut.

Lebih lanjut Ade membeberkan, Himpuli menargetkan pada 2025 mendatang unggas lokal dapat berkontribusi 25% dari total produksi nasional. “Kalu kita asumsikan pada 2025 ada sekitar 6 miliar atau 5 miliar ekor unggas, setidaknya unggas lokal harus bisa memproduksi 1 miliar ekor per tahun. Ini belum bisa dikejar kalau regulasinya belum diubah,” ujar Ade.

Meski begitu, Ade tetap mengapresiasi ekspor produk-produk unggas lokal yang sudah dilakukan pemerintah. Menurutnya, ini merupakan sebuah langkah yang baik dimana produk asli Indonesia sudah bisa menembus pasa global. 

Ade mengatakan, Indonesia tengah membidik pasar ekspor baru. Ade meminta supaya pelaku usaha terus memperbaiki mutu genetik unggas lokalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi