KONTAN.CO.ID - Dua tahun lalu, direktur olahraga Arsenal, Edu Gaspar, memberikan pandangan yang tajam mengenai masalah pemain berusia di atas 26 tahun. "Ketika pemain berusia 26 tahun atau lebih, dengan gaji besar dan tidak tampil baik? Ia menghancurkan Anda, pemain semacam itu," kata Edu. Pernyataan ini menyoroti tantangan yang dihadapi klub saat pemain memasuki usia pertengahan 20-an, di mana mereka menjadi sulit untuk dijual karena kenaikan gaji yang biasanya terjadi seiring bertambahnya usia.
Tantangan Menjual Pemain yang Lebih Tua
Masalah ini, yang sebagian besar diwarisi oleh Edu dan Mikel Arteta dari rezim sebelumnya, memaksa Arsenal untuk mengambil langkah-langkah ekstrem seperti memutus kontrak pemain dengan bayaran tinggi yang tidak lagi diinginkan. Mesut Özil, Shkodran Mustafi, dan Sokratis Papastathopoulos adalah contoh pemain yang tidak dapat dijual oleh Arsenal sehingga klub terpaksa membayar mereka untuk meninggalkan klub. Ini bukanlah situasi yang ideal, baik dari segi olahraga maupun keuangan, dan menjadi mimpi buruk bagi direktur olahraga seperti Edu.
Baca Juga: Manchester United Buka Pembicaraan dengan Chelsea Soal Pertukaran Raheem Sterling Sebagai respons terhadap masalah ini, Arsenal mengadopsi perubahan strategis dengan fokus pada pemain yang lebih muda. Model rekrutmen yang berfokus pada talenta muda ini sebenarnya sudah lama diterapkan oleh sejumlah klub Liga Premier seperti Liverpool, Brentford, dan Brighton. Namun, belakangan ini, pendekatan ini semakin menyebar luas di liga, dengan Chelsea menjadi contoh ekstrem dari implementasi strategi ini. Musim panas ini, empat dari lima pemain yang direkrut oleh Tottenham Hotspur masih remaja. Tujuh dari delapan pemain yang dibeli oleh Aston Villa berusia 23 tahun atau lebih muda. Rata-rata usia pemain yang direkrut Bournemouth pun berada di bawah 23 tahun. Di seluruh negeri, klub-klub semakin tertarik untuk merekrut pemain yang lebih muda daripada pemain yang sudah berada di puncak karier mereka. Pada musim 2014-15, rata-rata usia pemain yang direkrut oleh klub Liga Premier lebih dari 25 tahun. Namun, pada musim panas ini, rata-rata usia pemain yang direkrut turun menjadi 23 tahun. Penurunan ini berlangsung perlahan hingga musim panas tahun lalu, ketika terjadi percepatan yang signifikan.
Baca Juga: Liverpool Datangkan Kiper Valencia, Giorgi Mamardashvili Senilai £29 Juta Investasi pada Talenta Remaja
Ketertarikan pada pemain yang lebih tua juga terlihat dari total biaya transfer yang dikeluarkan oleh klub Liga Premier musim panas ini. Pemain berusia 26 hingga 30 tahun menghasilkan total £271 juta, sementara pemain berusia 21 hingga 25 tahun menghasilkan £970 juta. Lebih dari £300 juta diinvestasikan pada pemain remaja, dibandingkan dengan hanya £58 juta untuk pemain yang berusia di atas 30 tahun, dengan setengahnya berasal dari satu kesepakatan: transfer £27 juta Niclas Füllkrug dari Borussia Dortmund ke West Ham United. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergeseran ini. Yang paling penting adalah bahwa pemain yang lebih muda, dengan gaji yang lebih rendah, dianggap sebagai risiko finansial yang lebih kecil bagi klub. Mantan direktur riset Liverpool, Ian Graham, menjelaskan dalam bukunya,
How to Win the Premier League, bahwa Liverpool dan Brentford memiliki motivasi yang sama dalam membeli pemain muda: penampilan dan potensi biaya transfer meningkat seiring dengan usia pemain yang bergerak menuju pertengahan 20-an. Setiap pembelian yang sukses akan menarik biaya transfer atau, lebih baik lagi, membantu klub bersaing untuk meraih gelar.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Kemungkinan Pensiun Tahun 2027, Al Nassr Jadi Pelabuhan Terakhir Preferensi Manajer Terhadap Pemain Muda
Manajer seperti Ange Postecoglou dari Tottenham Hotspur menyukai pemain muda karena mereka dianggap lebih mampu bermain dalam sistem yang membutuhkan intensitas tinggi, yang saat ini sedang tren. Pemain muda juga lebih fleksibel dan mudah diajari gaya taktik baru. Dengan semakin banyaknya tim yang mengambil pendekatan ini, persaingan untuk mendapatkan talenta muda semakin ketat. Klub seperti Brentford kini harus bersaing dengan Chelsea dan Tottenham dalam perekrutan pemain muda.
Jika sebelumnya Brentford berharap untuk membeli pemain muda dan kemudian menjualnya ke klub besar seperti Spurs, sekarang klub-klub besar bergerak lebih cepat. Pergeseran dinamika pasar transfer ini juga akan berdampak pada para pemain. Sebelumnya, seorang pemain elit berusia 26 tahun akan diincar oleh klub-klub besar. Namun, kini klub-klub besar lebih memilih membeli pemain saat mereka masih lebih muda dan lebih murah. Jika para pemain tidak mendapatkan transfer besar mereka lebih awal, mereka mungkin tidak akan pernah mendapatkannya sama sekali. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .