Hindari Makanan Jadi Basi, Jemaah Haji Diimbau Tidak Tunda Makan



MOMSMONEY.ID - Ibadah haji tengah berlangsung, jemaah haji dari Indonesia pun sudah banyak yang berada di tanah suci. Di tengah ibadah haji, jemaah pun diimbau untuk tidak menunda-nunda makan.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo mengatakan, ketika waktu makan tiba, makanan harus segera dikonsumsi.

Menurutnya, ketepatan waktu makan menjadi penting demi menghindari makanan menjadi basi dan tidak layak konsumsi. Jemaah haji diimbau untuk memperhatikan batas waktu konsumsi yang tertera pada boks makanan.


“Harap perhatikan batas waktu konsumsi yang tertera pada tutup kemasan. Segera konsumsi makanan yang dibagikan, jangan sampai ditunda-tunda,” kata Liliek seperti dikutip dari situs resmi Kemenkes, Senin (3/6).

Keterangan batas layak konsumsi pada boks makanan, yakni sarapan pukul 09.00 Waktu Arab Saudi (WAS), makan siang pukul 16.00 WAS, dan makan malam paling lambat pukul 21.00 WAS.

Menurut Liliek, ketua regu masing-masing pun turut mengimbau untuk segera mengonsumsi makanan. Ketua regu juga bertugas mendistribusikan makanan kepada para jemaah.

Baca Juga: Merek Kopi Bacha Coffee Hadir di Indonesia

Adapun, makanan yang disajikan kepada jemaah haji dikemas dalam boks aluminium foil tertutup rapat. Aspek kecukupan gizi seperti karbohidrat, protein, dan vitamin telah dipertimbangkan dengan matang.

Menurut Liliek, dalam kategori makanan, tidak ada perbedaan antara jemaah satu dengan yang lain. Selain itu, terdapat penyajian makanan lunak berupa bubur dan lauk dengan tekstur lunak.

“Tidak ada perbedaan kategori makanan antara jemaah satu dengan yang lain, kecuali menu yang disesuaikan dengan daerah asalnya,” jelasnya.

Pihak katering pun menyiapkan 20% makanan lunak seperti bubur dan lauk lunak untuk setiap kloter saat kali pertama datang. Seterusnya, jumlahnya disesuaikan dengan permintaan ketua kloter melalui bidang layanan konsumsi.

Untuk rincian layanan katering untuk jemaah haji, yakni maksimal 27 kali makan di Madinah, 84 kali makan di Makkah, serta 15 kali makan pada puncak ibadah haji di Armuzna, yang ditambah satu kudapan (snack) berat di Muzdalifah.

Menu makanan bagi jemaah haji Indonesia dihadirkan dengan cita rasa Nusantara, dengan menu nasi, lauk pauk, buah-buahan, dan air mineral.

Bumbu masakan didatangkan langsung dari Indonesia, seperti bumbu rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambal goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning.

Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M, jemaah mendapatkan layanan katering penuh selama di Tanah Suci, baik di Makkah, Madinah, maupun di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Pelayanan makanan untuk jemaah diberikan sebanyak tiga kali sehari, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Lidya Yuniartha