JAKARTA. Perbankan mulai memperlambat laju kredit untuk menahan risiko kredit bermasalah pada empat sektor kredit. Ke empat sektor itu yakni konstruksi, pertambangan, perdagangan dan jasa sosial. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di empat sektor tersebut dinilai mulai mengkhawatirkan, yakni sudah berada di level 3% - 4%. Roy A. Arfandy, Presiden Direktur Bank Permata, mengatakan, pihaknya menyiapkan strategi untuk menghindari kredit macet di sektor pertambangan, seperti sangat selektif dalam membiayai debitur-debitur yang membutuhkan pembiayaan kredit pertambangan. “Kredit macet sektor pertambangan ada kenaikan sedikit,” kata Roy, akhir pekan. Nah, untuk menjaga pertumbuhan kredit, Bank Permata akan mengincar sektor industri lain untuk menyalurkan pinjaman, sektor yang dipilih harus relatif tahan terhadap goncangan ekonomi. Kemudian, perusahaan tetap memonitor secara aktif eksposur kredit, sehingga tidak terjadi kenaikan NPL yang signifikan pada sektor lain.
Hindari NPL, bank batasi kredit pertambangan
JAKARTA. Perbankan mulai memperlambat laju kredit untuk menahan risiko kredit bermasalah pada empat sektor kredit. Ke empat sektor itu yakni konstruksi, pertambangan, perdagangan dan jasa sosial. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di empat sektor tersebut dinilai mulai mengkhawatirkan, yakni sudah berada di level 3% - 4%. Roy A. Arfandy, Presiden Direktur Bank Permata, mengatakan, pihaknya menyiapkan strategi untuk menghindari kredit macet di sektor pertambangan, seperti sangat selektif dalam membiayai debitur-debitur yang membutuhkan pembiayaan kredit pertambangan. “Kredit macet sektor pertambangan ada kenaikan sedikit,” kata Roy, akhir pekan. Nah, untuk menjaga pertumbuhan kredit, Bank Permata akan mengincar sektor industri lain untuk menyalurkan pinjaman, sektor yang dipilih harus relatif tahan terhadap goncangan ekonomi. Kemudian, perusahaan tetap memonitor secara aktif eksposur kredit, sehingga tidak terjadi kenaikan NPL yang signifikan pada sektor lain.