Hingga 2018, Investasi Sektor Listrik Membutuhkan US$ 100 miliar



JAKARTA. Untuk mengimbangi tuntutan pertumbuhan kebutuhan listrik nasional, Indonesia membutuhkan investasi di sektor ketenagalistrikan yang sangat besar. Saat ini total kapasitas pembangkit yang dimiliki PT PLN (Persero) sebesar 25.222 MW. Kalau ditambah dengan pembangkit milik swasta maka kapasitas totalnya sebesar 29.000 MW.Menurut Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, dengan asumsi pertumbuhan kebutuhan listrik 9,2% per tahun. Maka proyeksi beban puncak yang akan dihadapi untuk tahun-tahun mendatang adalah 30.000 MW"Kita masih membutuhkan tambahan kapasitas baru sebesar 16.000 MW untuk mengimbangi pertumbuhan kebutuhan listrik itu. Belajar dari 1998 waktu terjadi krisis,pertumbuhan jalan terus tapi supply terhambat dampaknya mulai terasa sekarang," kata Purnomo, di sela acara Diskusi Interaktif "Mencari Solusi Pendanaan Proyek Pembangkit Listrik" di Kantor PLN Pusat, Kamis (27/11). Karena itu, yang harus dilakukan Indonesia sekarang adalah mengejar ketertinggalan dengan terus membangun pembangkit karena pertumbuhan kebutuhan listrik tidak akan berhenti. Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 26/2008 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional, total dana kebutuhan tambahan pembangkit sekitarUS$ 100 miliar sampai 2018. "Jelas jumlah yang sangat besar, mengingat kondisi keuangan pemerintah dan PLN terbatas. APBN Departemen cuma Rp 5 triliun, dimana 80% diantaranya untuk sub sektor kelistrikan. Jadi praktis semua tersedot ke kelistrikan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: