KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fadlul Imansyah Kepala Badan Pelaksana Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengatakan, per 23 Oktober kemarin realisasi dana kelolaan haji mencapai 98,38% dari target tahun ini Rp 166 triliun. Dalam paparannya, hingga 23 Desember nanti prognosa capaian dana kelolaan haji di BPKH bisa menyentuh Rp 165,94 triliun atau 99,97% dari target. "Melalui proyeksi kami dana kelolaan di akhir tahun mencapai 99,97%," kata Fadlul di Istana Negara, Jakarta, Selasa (12/12).
Adapun untuk nilai manfaat, BPKH hingga akhir tahun menargetkan bisa mencapai 108,98% dari target atau sebesar Rp 10,9 triliun. Sampai 23 Oktober kemarin nilai manfaat telah tercapai 91,45% dari target atau Rp 9,16 triliun.
Baca Juga: Kemenag Mulai Siapkan Layanan Haji 2024, Cek Biaya Haji Dari Tahun Ke Tahun Sedangkan untuk tingkat imbal hasil, BPKH memperkirakan bisa mencapai 6,69% dari target 6,3%. Dimana hingga Oktober tingkat imbal hasil mencapai 6,77%. Distribusi manfaat melalui virtual account telah tercapai Rp 2,3 triliun atau 109,61% dari target. Hingga akhir tahun ini distribusi manfaat diproyeksi akan mencapai Rp 3,18 triliun atau 151,6% melebihi dari target Rp 2,1 triliun. Tahun 2023 ini BPKH juga telah berhasil mendirikan BPKH limited sebagai anak perusahaan di Arab Saudi. Anak usah tersebut berfungsi sebagai perpanjangan tangan BPKH dalam melaksanakan investasi di Arab Saudi. "BPKH Limited secara khusus akan beroperasi di perhotelan, fasilitas akomodasi, catering dan investasi lainnya yang tentu saja mendukung perhajian di Arab Saudi," kata Fadlul.
Baca Juga: Kemenag Segera Menggelar Seleksi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Tahun 2024 Di tengah capaian BPKH tersebut Ia mengungkap ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan dana keuangan haji. Tantangan tersebut di antaranya adanya visi Arab Saudi yang menambah kuota haji hingga 4,5 juta jemaah pada 2030. Kemudian adanya gap kalender hijriah dan masehi yang menyebabkan potensi 2 kali pembayaran biaya haji dalam tahun yang sama. Kenaikan biaya haji yang juga diikuti dengan gencarnya promosi umrah yang masif. Perkembangan ekonomi global dan domestik menjadi tantangan dalam mencapai nilai manfaat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .