JAKARTA. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia akan mengalami curah hujan yang cukup tinggi hingga 3 Mei 2010 ini. Menurut BMKG, hujan badai akan menyapu sepanjang pantai Sumatera, salah satu daerah penghasil karet Indonesia. Terang saja, curah hujan tersebut berpotensi mengikis produksi karet nasional yang selama ini menjadi produsen karet terbesar ke dua setelah Thailand. Aziz Pane, Wakil Ketua Komite Karet Nasional memperkirakan, produksi karet nasional terancam menyusut 20-30% karena pengaruh cuaca ini. "Karena cuaca, harga karet juga berpotensi naik; padahal situasi politik di Thailand belum beres dan kekeringan di Thailand juga makin menurunkan produksi karet Thailand," kata Aziz, Selasa (27/4). Tahun lalu, produksi karet alam Thailand mencapai 3,164 juta ton, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 3,09 juta ton. Tapi, sejak Februari hingga April 2010 produksi karet Thailand merosot lantaran memasuki penghabisan musim dingin. Dus, pengiriman karet dari Thailand akan melambat hingga awal Juni mendatang.Sementara itu, di pasar Indonesia, Ketua Umum Gabungan pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Asril Sutan Amir juga pernah menghitung, karena faktor cuaca ini, produksi karet Indonesia tahun ini tidak bisa melebihi 2 juta ton. Padahal, produksi karet 2009 lalu mencapai 2,4 juta ton dan tahun 2008 mencapai 2,7 juta ton.Toh, Aziz, Asril maupun produsen karet tak bisa berkutik dengan perubahan cuaca ini. Dampaknya, tentu saja akan berpengaruh ke harga karet dunia. Sayangnya, Aziz tidak membeberkan potensi kenaikan harga karet itu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hingga 3 Mei 2010, Cuaca Bakal Pengaruhi Produksi Karet
JAKARTA. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia akan mengalami curah hujan yang cukup tinggi hingga 3 Mei 2010 ini. Menurut BMKG, hujan badai akan menyapu sepanjang pantai Sumatera, salah satu daerah penghasil karet Indonesia. Terang saja, curah hujan tersebut berpotensi mengikis produksi karet nasional yang selama ini menjadi produsen karet terbesar ke dua setelah Thailand. Aziz Pane, Wakil Ketua Komite Karet Nasional memperkirakan, produksi karet nasional terancam menyusut 20-30% karena pengaruh cuaca ini. "Karena cuaca, harga karet juga berpotensi naik; padahal situasi politik di Thailand belum beres dan kekeringan di Thailand juga makin menurunkan produksi karet Thailand," kata Aziz, Selasa (27/4). Tahun lalu, produksi karet alam Thailand mencapai 3,164 juta ton, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 3,09 juta ton. Tapi, sejak Februari hingga April 2010 produksi karet Thailand merosot lantaran memasuki penghabisan musim dingin. Dus, pengiriman karet dari Thailand akan melambat hingga awal Juni mendatang.Sementara itu, di pasar Indonesia, Ketua Umum Gabungan pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Asril Sutan Amir juga pernah menghitung, karena faktor cuaca ini, produksi karet Indonesia tahun ini tidak bisa melebihi 2 juta ton. Padahal, produksi karet 2009 lalu mencapai 2,4 juta ton dan tahun 2008 mencapai 2,7 juta ton.Toh, Aziz, Asril maupun produsen karet tak bisa berkutik dengan perubahan cuaca ini. Dampaknya, tentu saja akan berpengaruh ke harga karet dunia. Sayangnya, Aziz tidak membeberkan potensi kenaikan harga karet itu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News