Hingga Agustus 2020, proyek listrik 35.000 MW baru tercapai 24%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi proyek listrik 35.000 megawatt (MW) hingga Agustus 2020 baru mencapai 8.400 MW atau setara 24%. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan program ini baru akan rampung pada rentang 2028 hingga 2029 mendatang.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pada akhir tahun lalu tercatat pembangkit yang telah beroperasi baru mencapai 6.916 MW artinya ada penambahan kapasitas 1.484 MW hingga Agustus 2020.

"Konstruksi masih ada 19.000 MW atau 54%. Sementara yang telah dilaksanakan kontrak power purchase agreement (PPA) sebesar 6.500 MW dan sisanya pengadaan sebesar 839 MW dan perencanaan 724 MW. Diharapkan di tahun 2028-2029 seluruh program 35.000 MW bisa diselesaikan," kata Arifin dalam diskusi virtual, Rabu (23/9).


Dari penambahan kapasitas sebesar 1.484 MW pada tahun ini didominasi oleh penyelesaian PLTGU Muara Karang dengan kapasitas 341,3 MW, PLTU Kaltim Unit 2 sebesar 100 MW, PLTU Kaltim 4 dengan kapasitas 2x100 MW, kemudian PLTU Bengkulu dengan kapasitas 100 MW serta PLTGU Grati Add-on blok sebesar 2.195,3 MW.

Baca Juga: Belum bayar listrik? Catat, ini rincian denda telat bayar listrik PLN

Arifin memastikan, Kementerian ESDM akan melakukan pengawasan dan evaluasi setiap bulannya untuk proyek pembangkit yang tengah berlangsung.

Untuk proyek pembangkit yang telah meneken kontrak PPA namun belum memulai konstruksi mayoritas kini tengah dalam tahapan pemenuhan persyaratan pendanaan.

Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2019-2028, Direktur Utama PLN Zulkifli menjelaskan, nantinya akan ada tambahan listrik 56,4 Gigawatt (GW). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih mendominasi dengan porsi 48%, lalu pembangkit berbasis gas 22% dan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) 30%.

Dilihat dari porsi kepemilikan pembangkit, dari 56,4 GW tersebut, pembangkit yang dimiliki PLN mencapai 28%, pengembang listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) 43%, kerjasama IPP dan anak perusahaan PLN mencapai 17%, sisanya unallocated dan kerjasama antara wilayah usaha.

Tambahan pembangkit listrik nasional tak hanya berasal dari megaproyek 35.000 MW. Selain megaproyek itu, ada juga program 7.000 MW yang masih berjalan. Hingga Juli 2020, kata Zulkifli, sebanyak 7.458 MW (94%) sudah COD/SLO atau komisioning sedangkan 458 MW (6%) masih dalam tahap konstruksi.

Sejatinya, kedua program tersebut ditargetkan sudah bisa rampung pada tahun 2023 mendatang. "Sesuai RUPTL 2019-2028, program 35.000 MW dan 7.000 MW direncanakan selesai pada tahun 2023," kata Zulkifli.

Selanjutnya: Ada pandemi, konsumsi listrik di 8 wilayah ini turun di atas 5% di pada semester I

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat