KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan Infrastruktur Non-Anggaran Pemerintah (PINA) telah mengumpulkan pembiayaan mencapai Rp 15,2 triliun hingga Agustus 2018. Berdasarkan dokumen yang diterima Kontan.co.id, pembiayaan itu terkumpul dari tujuh perusahaan. Perinciannya, PT BIJB (Bandara Kertajati) sebesar Rp 932 miliar, PT Nusantara Infrastructure Rp 1,82 triliun, PT Len Industri (Persero) Rp 174 miliar dan PT PLN (Persero) Rp 700 miliar. Kemudian ada juga PT PP Energi Rp 2 triliun lewat perpetual notes, PT Sarana Multi Infrastruktur Rp 400 miliar, dan PT Waskita Toll Road Rp 10 triliun lewat equity/debt financing.
Chief Executive Officer (CEO) PINA Ekoputro Adijayanto mengatakan saat ini pihaknya juga sedang menjajaki tiga hal yakni listrik biomassa bambu di Mentawai, pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Bantar Gebang dan biomassa di Simpang, Kalimantan Barat. Nilai investasi ketiga proyek itu mencapai Rp 2,6 triliun. Eko bilang, salah satu dari proyek itu juga ia tawarkan ke Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). "Kami sedang bicara ke AIIB untuk salah satu dari tiga itu, kami juga bicara dengan investor lainnya juga karena ada private swasta dari Indonesia yang tertarik juga," jelasnya saat ditemui di Kantor Bappenas, Rabu (29/8). Menurut Eko, AIIB juga sudah menyetujui pinjaman sebesar US$ 260 juta untuk pengembangan 1.200 ha di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Berdasarkan laporan dari Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) setidaknya saat ini kebutuhan investasi yang totalnya mencapai Rp 4,5 triliun sudah bisa tercapai.