JAKARTA. Sejak memasuki semester II tahun ini, pasar kaca lembaran mulai bergairah. Meski perlahan, penjualan kaca lembaran terus meningkat. Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) memastikan, penjualan kaca lembaran hingga akhir tahun ini bakal mencapai 583.000 ton. Angka ini tumbuh sekitar 6% dari penjualan tahun lalu yang sebanyak 550.000 ton. Mayoritas penjualan atau sekitar 60% masuk ke pasar domestik. Sisanya yang 44% diekspor ke Jepang, Australia, Selandia Baru, Timur Tengah, Amerika, dan Eropa. "Dengan potensi domestik yang cukup besar, kami sebenarnya tidak terlalu menggenjot ekspor karena kaca sendiri rentan dalam proses pengirimannya ke luar negeri", ujar Yustinus H. Gunawan, Kepala Unit Kaca Pengaman AKLP, Senin (15/11).Saat ini, kapasitas terpasang produksi kaca lembaran dari tiga perusahaan terbesar mencapai 4.500 ton per hari atau 1,3 juta ton pertahun. Nilai produksi tersebut mencapai Rp 6 Triliun. Ketiga perusahaan itu adalah PT Asahimas Flat Glass Tbk, PT Mulia Glass, dan PT Tossa Sakti. Saat ini, utilitas produksi kaca lembaran di tiga perusahaan itu mencapai 85%.Samuel Rumbajan, Ketua Umum AKLP, menambahkan, menggeliatnya sektor otomotif turut mendorong tumbuhnya industri kaca lembaran tahun ini. Samuel bilang, industri kaca dalam negeri banyak memasok kebutuhan kaca mobil.Produksi kaca untuk kebutuhan industri otomotif, imbuh Samuel, bisa mencapai 15% dari total penjualan di dalam negeri. Ada pun penjualan mobil tahun ini diperkirakan mencapai 700.000 unit. "Asahimas memenuhi 90% kebutuhan otomotif. Tapi, seluruh anggota asosiasi juga turut memasok," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hingga akhir 2010, penjualan kaca lembaran tumbuh 6%
JAKARTA. Sejak memasuki semester II tahun ini, pasar kaca lembaran mulai bergairah. Meski perlahan, penjualan kaca lembaran terus meningkat. Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) memastikan, penjualan kaca lembaran hingga akhir tahun ini bakal mencapai 583.000 ton. Angka ini tumbuh sekitar 6% dari penjualan tahun lalu yang sebanyak 550.000 ton. Mayoritas penjualan atau sekitar 60% masuk ke pasar domestik. Sisanya yang 44% diekspor ke Jepang, Australia, Selandia Baru, Timur Tengah, Amerika, dan Eropa. "Dengan potensi domestik yang cukup besar, kami sebenarnya tidak terlalu menggenjot ekspor karena kaca sendiri rentan dalam proses pengirimannya ke luar negeri", ujar Yustinus H. Gunawan, Kepala Unit Kaca Pengaman AKLP, Senin (15/11).Saat ini, kapasitas terpasang produksi kaca lembaran dari tiga perusahaan terbesar mencapai 4.500 ton per hari atau 1,3 juta ton pertahun. Nilai produksi tersebut mencapai Rp 6 Triliun. Ketiga perusahaan itu adalah PT Asahimas Flat Glass Tbk, PT Mulia Glass, dan PT Tossa Sakti. Saat ini, utilitas produksi kaca lembaran di tiga perusahaan itu mencapai 85%.Samuel Rumbajan, Ketua Umum AKLP, menambahkan, menggeliatnya sektor otomotif turut mendorong tumbuhnya industri kaca lembaran tahun ini. Samuel bilang, industri kaca dalam negeri banyak memasok kebutuhan kaca mobil.Produksi kaca untuk kebutuhan industri otomotif, imbuh Samuel, bisa mencapai 15% dari total penjualan di dalam negeri. Ada pun penjualan mobil tahun ini diperkirakan mencapai 700.000 unit. "Asahimas memenuhi 90% kebutuhan otomotif. Tapi, seluruh anggota asosiasi juga turut memasok," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News