Hingga akhir 2019, realisasi penerbitan SBN capai Rp 445,76 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) secara neto mencapai Rp 445,76 triliun per 31 Desember 2019. 

Realisasi tersebut lebih tinggi dari target awal pemerintah  sebesar Rp 389 triliun dalam APBN 2019. Meski demikian, Kemenkeu memang telah menambah pagu penerbitan SBN menjadi sebesar Rp 446,49 triliun untuk mengantisipasi pelebaran defisit anggaran yang diproyeksi sebesar 2,2% terhadap PDB di akhir tahun 2019. 

Secara bruto, data terbaru Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu menunjukkan, realisasi penerbitan SBN mencapai Rp 903,36 triliun. 


Baca Juga: Pemerintah targetkan Rp 15 triliun dalam lelang SUN perdana pekan depan

Penerbitan tersebut terdiri dari Rp 645,09 triliun SBN konvensional dan Rp 258,27 triliun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias Sukuk Negara. 

Sebesar 82% atau Rp 526,03 triliun penerbitan SBN konvensional dilakukan dalam mata uang rupiah, sedangkan sisanya sekitar 18% atau Rp 119,05 triliun dalam denominasi valas seperti dolar AS, euro, dan yen. 

Sebagian besar atau 78% penerbitan SBN konvensional rupiah dilakukan melalui mekanisme lelang yaitu sebesar Rp 412,8 triliun. Sebanyak 17% atau Rp 89,34 triliun dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN/ T-Bills), 4% atau Rp 19,59 triliun dalam bentuk penerbitan SBN Ritel, serta sisanya sekitar 1% atau Rp 4,3 triliun melalui private placement. 

Baca Juga: Kuartal I-2020, pemerintah targetkan raup dana Rp 165,5 triliun dari penerbitan SBN

Sementara pada sukuk, sebanyak 89% atau Rp 223,75 triliun penerbitan dilakukan dalam mata uang rupiah, sedangkan 11% atau Rp 29,52 triliun dalam mata uang asing. 

Penerbitan Sukuk paling banyak dilakukan melalui lelang yaitu 78% atau Rp 178,81 triliun. Sisanya sebanyak 13% atau Rp 30,3 triliun diterbitkan melalui sukuk ritel, dan sekitar 9% atau Rp 19,64 triliun melalui private placement.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi