Hingga Akhir 2022, Bank BRI Optimistis Bisa Menjaga NPL di Level 2,8%-3%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil menorehkan kinerja positif. Bank pelat merah ini mencetak pertumbuhan dari sisi laba, aset hingga penyaluran kredit pada 2021.

Dengan realisasi itu, BRI menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 9%-11% yoy di tahun ini. 

Selain menargetkan pertumbuhan kredit, perusahaan juga berupaya menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). 


"Dari segi manajemen risiko, kami yakin BRI bisa menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) di level 2,8%-3% tahun ini," kata Direktur Utama Sunarso, Selasa (22/2). 

Target NPL itu membaik dari realisasi tahun lalu di level 3,08%, dengan NPL Coverage yang sangat memadai sebesar 278,14%. Dengan begitu, kualitas aset perusahaan makin sehat setiap tahun. 

Profitabilitas juga ikut didongkrak dengan mematok target marjin bunga bersih (NIM) sebesar 7,6%-7,8% pada tahun yang sama. Hal ini dibarengi dengan efisiensi beban biaya kredit di kisaran 2,8%-3%. 

Baca Juga: Biaya Kredit Perbankan Diperkirakan Turun Pada Tahun Ini, Berikut Faktor Pendorongnya

Di sisi lain, BRI makin optimistis hadapi tantangan ekonomi tahun ini. Terlebih, pelaku UMKM telah menunjukkan perbaikan bisnis yang sekaligus merefleksikan pemulihan ekonomi di Indonesia. 

Kebangkitan UMKM ini menjadi angin segar bagi pertumbuhan bagi bisnis BRI. Berdasarkan tiga Indeks UMKM BRI menunjukkan level optimistis yang tinggi dengan skor melebihi 100 pada kuartal IV-2021. 

Pertama, indeks bisnis UMKM secara mikro yang mengukur volume produksi, total nilai penjualan, rata-rata harga jual, volume pesanan, volume pemesanan barang input, volume persediaan barang jadi, rata-rata jumlah karyawan, hingga realisasi investasi mendapat hasil yang memuaskan.

Kedua, indeks sentimen bisnis UMKM yang menggali skor terhadap kondisi ekonomi makro. Dari hasil indeks tersebut, pelaku UMKM menyatakan kondisi perekonomian nasional hingga kondisi usaha telah mengalami perbaikan. 

Ketiga, penilaian pelaku UMKM terhadap kinerja pemerintah dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi.

Dengan begitu, pelaku UMKM optimistis terhadap langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, menstabilkan harga barang dan jasa, menyediakan dan merawat infrastruktur dan memberikan rasa aman. 

“Ternyata data ketiga indeks tersebut menunjukkan optimisme. Indeks kepercayaan pelaku UMKM terhadap pemerintah masih sangat baik," terang Sunarso. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi