Hingga Akhir Tahun, Ekspor Akan Turun



JAKARTA. Penurunan ekspor timah akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Sebelumnya, Data Departemen Perdagangan (Depdag) mencatat, volume ekspor timah batangan selama Agustus 2008 turun 16,7%. Dari 9.883,28 ton atau senilai US$220,619 juta pada Juli, menjadi 8.231,49 ton atau senilai US$ 167.114.669,8.

Banyak faktor yang menyebabkan penurunan itu. Salah satunya, kata Ketua Asosiasi Industri Timah Indonesia (AITI) Apik Rasjidi, banyak penambang yang mengurangi produksi. Selain itu, pengusaha menunggu kepastian usaha penambangan timah yang hingga kini dinilai belum jelas. "Jadi pengusaha juga menjadi ragu ketika berusaha," ujar Apik, Rabu (17/9).

Apik mengaku, selama ini nilai perdagangan timah berfluktuasi khususnya menyangkut harga. Sementara permintaan maupun pasokan stabil.  Itu terjadi karena ulah spekulan timah.


Direktur  Ekspor Hasil Industri dan Pertambangan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan, Hartojo Agus Tjahjono mengatakan, rata-rata ekspor timah batangan Indonesia antara 7.000 - 9.000 ton per bulan.

Khusus pada Agustus, negara tujuan ekspor hanya tiga negara.Yaitu Singapura (7.567,30 ton), Malaysia (644,33 ton), dan Taiwan (19,87 ton). Padahal, biasanya ekspor timah batangan Indonesia ditujukan ke lima negara lainnya  seperti Jepang, Korea, India, Hong Kong, dan Belanda. 

Penurunan jumlah negara pengimpor karena stok di Jepang, Korea, India dan Belanda masih cukup. Secara total, nilai ekspor timah batangan sejak Januari- Agustus 2008 sebesar US$ 1.252 juta. Dengan volume 64.534 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test