JAKARTA. Membaiknya pasar modal ikut mempengaruhi kinerja reksadana pasar uang. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana pasar uang cenderung stagnan dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya yang tumbuh tinggi. Menilik data Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), saat ini NAB reksadana pasar uang hanya menyumbang sekitar 5,40% atau sebesar Rp 8,29 triliun dari total keseluruhan NAB reksadana. NAB tersebut terbilang tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan posisi awal Januari yang tercatat sebesar Rp 8,21 triliun. Berbeda dengan NAB reksadana saham yang membuncit dan menyumbang sekitar 36,53% dari total keseluruhan NAB reksadana atau mencapai sebesar Rp 56,11 triliun. Para pelaku pasar menilai stagnannya NAB reksadana pasar uang ini terjadi karena instrumen ini memiliki imbal hasil yang stabil karena menggunakan aset dasar berupa produk-produk yang memiliki pendapatan tetap. Seperti pembayaran bunga dari tabungan, deposito dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sisanya sebagian kecil ditempatkan ke dalam obligasi korporasi. Di sisi lain, kondisi pasar modal tengah naik tinggi sehingga imbal hasil untuk reksadana saham dan reksadana campuran lebih digandrungi investor.
Hingga akhir tahun NAB reksadana pasar uang diperkirakan stagnan
JAKARTA. Membaiknya pasar modal ikut mempengaruhi kinerja reksadana pasar uang. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana pasar uang cenderung stagnan dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya yang tumbuh tinggi. Menilik data Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), saat ini NAB reksadana pasar uang hanya menyumbang sekitar 5,40% atau sebesar Rp 8,29 triliun dari total keseluruhan NAB reksadana. NAB tersebut terbilang tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan posisi awal Januari yang tercatat sebesar Rp 8,21 triliun. Berbeda dengan NAB reksadana saham yang membuncit dan menyumbang sekitar 36,53% dari total keseluruhan NAB reksadana atau mencapai sebesar Rp 56,11 triliun. Para pelaku pasar menilai stagnannya NAB reksadana pasar uang ini terjadi karena instrumen ini memiliki imbal hasil yang stabil karena menggunakan aset dasar berupa produk-produk yang memiliki pendapatan tetap. Seperti pembayaran bunga dari tabungan, deposito dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sisanya sebagian kecil ditempatkan ke dalam obligasi korporasi. Di sisi lain, kondisi pasar modal tengah naik tinggi sehingga imbal hasil untuk reksadana saham dan reksadana campuran lebih digandrungi investor.