Hingga April, PNM salurkan kredit Rp 1,4 triliun



JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengklaim pertumbuhan bisnis di tahun ini cukup menggembirakan. Ini nampak dari penyaluran pembiayaan yang meningkat pesat.

Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja mengatakan, sampai April 2017, PNM sudah menyalurkan pembiayaan Rp 1,4 triliun. Jumlah ini meningkat 30% dibanding periode sama di tahun lalu.

Dari total penyaluran pembiayaan tersebut, sebesar Rp 631 miliar pembiayaan produk Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). "Sementara untuk program ULaMM (Unit Layanan Modal Mikro) lebih dari Rp 729 miliar," kata Parman.


Pertumbuhan pembiayaan PNM itu, menurut Parman, seiring dengan makin banyaknya jumlah nasabah yang dilayani PNM. Termasuk program Mekaar yang tengah digenjot saat ini.

Program Mekaar menyasar kalangan perempuan pra sejahtera dengan nilai plafon pinjaman Rp 2 juta. Sampai akhir tahun 2017, PNM menargetkan bisa menyentuh dua juta nasabah dari program tersebut. Sebagai perbandingan, hingga akhir tahun lalu jumlah nasabah Mekaar baru 432.000 orang.

Sampai akhir 2017, Parman mengincar penyaluran pembiayaan Rp 7,3 triliun. Jumlah ini naik dari tahun sebelumnya Rp 5,4 triliun.

Guna menggenjot jumlah pembiayaan di tahun ini, PNM akan memperluas jaringan. Sampai tutup tahun 2017, perseroan ini menargetkan punya 1.800 jaringan dari 1.110 jaringan per akhir 2016.

Untuk amunisi pembiayaan, PNM juga menyiapkan pendanaan. Salah satunya dengan menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun. Selain itu, PNM berencana menerbitkan lagi surat utang di akhir 2017.

Dalam PUB II tahun 2017, plafon obligasi yang dimiliki PNM Rp 4 triliun. Dalam rencana penerbitan surat utang kedua, Parman memprediksikan, nilai obligasi yang akan ditawarkan Rp 1 triliun.

Sementara sisa dana Rp 1,5 triliun baru diterbitkan pada tahun depan. Ini untuk menyesuaikan kebutuhan dana yang dimiliki PNM.

PNM memperkirakan membutuhkan pendanaan sebesar Rp 7 triliun di sepanjang tahun 2017. Selain dari pencarian dana dari pasar modal, pendanaan juga akan diisi dari pinjaman perbankan dan modal internal.

Perusahaan ini juga akan menerbitkan reksadana penyertaan terbatas (RDPT) yang akan digunakan untuk membiayai UKM. "Nilainya kami memperkirakan akan mencapai Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun," kata Parman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie