Hingga Februari, PTPP Kantongi Kontrak Baru Rp 2,4 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melihat prospek sektor konstruksi cukup baik. Hal itu dilihatnya dari pertumbuhan kontrak baru pada awal tahun ini. Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Effendi mengatakan, perolehan kontrak baru sampai Februari 2023 sebesar Rp 2,4 triliun. Sayangnya, ia tidak mengelaborasi lebih jauh terkait hasil tersebut.

Yang jelas, ia memproyeksikan kinerja kontrak baru di tahun 2023 akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Apalagi, terdapat sentimen proyek-proyek strategis nasional yang menjadi fokus Pemerintah.

"Selain itu proyek-proyek IKN juga menjadi salah satu pendorong perolehan kontrak baru di tahun ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/3).


Meski begitu, perseroan juga mewaspadai beberapa sentimen yang dapat menghambat perolehan kontrak baru. Salah satunya adalah adanya tahun politik dalam rangka menyambut Pemilu.

Baca Juga: XL Axiata (EXCL) Fokus Ekspansi Jaringan di Luar Jawa

Untuk itu perseroan berupaya dengan membidik proyek-proyek yang sesuai dengan bisnis intinya.

"Sampai dengan saat ini, nilai tender yang tengah diikuti oleh PTPP sekitar Rp 6 triliun," terangnya.

Secara keseluruhan, pada tahun 2023 PTPP menargetkan pertumbuhan kontrak baru hingga 10%. Adapun tahun lalu, kontrak baru PTPP sebesar Rp 31,19 triliun.

Dari keuangan, tahun ini perseroan juga membidik kenaikan pendapatan sekitar 8%-9% secara tahunan. Sementara untuk laba bersih berkisar 10%-15% dari realisasi laba bersih di tahun 2022.

Untuk itu, perseroan juga menganggarkan belanja modal (capital expenditur/capex) sebesar Rp 3,4 triliun. Salah satu penggunaannya untuk pembangunan Tol Semarang-Demak yang ditargetkan dapat beroperasi tahun ini.

Baca Juga: Saptausaha Gemilangindah (SAGE) Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 25% pada Tahun 2023

Strategi lainnya, fokus melakukan streamlining atau perampingan bisnis pada proyek yang ada. Berdasarkan data perusahaan per Oktober 2022, PTPP memiliki rencana divestasi jangka panjang dalam kurun waktu 2022 sampai 2024.

Beberapa di antaranya adalah Tol Semarang-Demak dengan kepemilikan saham 75%, Tol Serang-Panimbang 15,64%, dan Tol Manado-Bitung 15%, serta Tol Depok-Antasari 9,10%. Kemudian aset di luar Tol adalah sistem penyedia air minum (SPAM) Kota Pekanbaru dengan kepemilikan saham 85%, SPAM Gresik 75%, dan rencana pengolahan air Pekanbaru-Kampar 70%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi