KONTAN.CO.ID - PT Bank Bukopin Tbk mencatat laba sampai Juli 2017 sebesar Rp 545 miliar atau turun 16% secara tahunan atau year on year (yoy). Penuruan laba ini berbanding terbalik dengan kenaikan laba pada periode sama 2016 sebesar 10% yoy. "Kinerja kami per Juli 2017 memang masih tertekan," ujar Glen Glenardi, Minggu (3/9). Menurut Glen ada dua faktor yang menyebabkan kinerja bank berkode BBKP ini tertekan. Pertama adalah rasio likuiditas (LDR) yang rendah. Selain itu kedua adalah karena rasio kredit bermasalah (NPL) yang masih cukup tinggi yaitu di atas 3%. Sayang di laporan bulanan yang dipublikasikan Bukopin di laman resmi webnya tidak terdapat data detail mengenai LDR dan NPL. Namun jika dilihat, memang pada tujuh bulan pertama 2017, jumlah cadangan kredit bermasalah yang dialokasikan Bukopin cukup tinggi yaitu Rp 1,17 triliun atau naik 20% yoy. Sedangkan dari fungsi intermediasi, tercatat pertumbuhan kredit sampai Juli 2017 sebesar 3,47% yoy atau lebih rendah dibanding periode sama 2016 sebesar 19% yoy. Glen mengaku ada beberapa segmen kredit yang masih belum cukup kencang tumbuh sampai Juli 2017. Namun menurut Glen ada beberapa segmen seperti mikro yang masih berpeluang tumbuh sampai akhir 2017. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hingga Juli 2017, laba Bukopin tergerus 16%
KONTAN.CO.ID - PT Bank Bukopin Tbk mencatat laba sampai Juli 2017 sebesar Rp 545 miliar atau turun 16% secara tahunan atau year on year (yoy). Penuruan laba ini berbanding terbalik dengan kenaikan laba pada periode sama 2016 sebesar 10% yoy. "Kinerja kami per Juli 2017 memang masih tertekan," ujar Glen Glenardi, Minggu (3/9). Menurut Glen ada dua faktor yang menyebabkan kinerja bank berkode BBKP ini tertekan. Pertama adalah rasio likuiditas (LDR) yang rendah. Selain itu kedua adalah karena rasio kredit bermasalah (NPL) yang masih cukup tinggi yaitu di atas 3%. Sayang di laporan bulanan yang dipublikasikan Bukopin di laman resmi webnya tidak terdapat data detail mengenai LDR dan NPL. Namun jika dilihat, memang pada tujuh bulan pertama 2017, jumlah cadangan kredit bermasalah yang dialokasikan Bukopin cukup tinggi yaitu Rp 1,17 triliun atau naik 20% yoy. Sedangkan dari fungsi intermediasi, tercatat pertumbuhan kredit sampai Juli 2017 sebesar 3,47% yoy atau lebih rendah dibanding periode sama 2016 sebesar 19% yoy. Glen mengaku ada beberapa segmen kredit yang masih belum cukup kencang tumbuh sampai Juli 2017. Namun menurut Glen ada beberapa segmen seperti mikro yang masih berpeluang tumbuh sampai akhir 2017. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News