Hingga Juli, impor gandum turun 13,6%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume impor gandum pada Januari hingga Juli 2018 turun sebesar 13,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Volume impor gandum hingga Juli 2018 sebesar 5,49 juta ton, sementara pada Januari hingga Juli 2017, volume impor gandum sebesar 6,35 juta ton.

Dari volume impor tahun ini, gandum untuk pangan sebesar 5,46 juta ton, untuk pakan ternak sebesar 7.248 ton dan oleh traders sebesar 22.530 ton.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang mengatakan, penurunan impor ini dikarenakan kenaikan harga gandum internasional juga ada penegakan tata niaga impor gandum untuk pakan ternak. 


Menurut Franky, sapaan akrab Franciscus, adanya kebijakan tata niaga ini terlihat di kurtal I dan kuartal II-2018.

Kenaikan harga gandum ini disebabkan oleh penurunan produksi gandum di Australia karena dampak kekeringan. “Kita tahu memang ada yang menanam gandum di daerah selatan dan utara, namun kalau ada masalah di selatan, maka akan ada masalah di harga," tutur Franky, Rabu (26/9).

Franky mengatakan, tahun ini Aptindo belum bisa memperkirakan bagaimana impor gadum hingga akhir tahun. Menurutnya, impor gandum baru bisa dilihat pada kuartal IV. Meski begitu, dia menjelaskan pertumbuhan konsumsi tepung terigu tahun ini diperkirakan naik 5% menjadi sekitar 8,4 juta ton.

Franky menambahkan, impor gandum di 2016 dan 2017 melonjak dikarenakan ada impor gandum yang ditujukan untuk pakan ternak. Berdasarkan data Apindo, impor gandum pada 2015 sebesar 7,4 juta ton sementara impor gandum di 2016 dan 2017 masing-masing sebesar 10,5 juta ton dan 11,47 juta ton.

"Padahal konsumsi terigu nasional 8 juta ton setara gandum, sisanya pasti pakan, dimana itu sekitar 3 juta ton," ujar Franky.

Franky menerangkan, impor gandum untuk pakan ternak tahun ini juga belum bisa dipastikan. Menurutnya, impor gandum untuk pakan ternak belum tentu meningkat meski harga jagung di dalam negeri tengah meningkat. Dia bilang, bila harga gandum internasional masih tinggi ada kemungkinan impor gandum untuk pakan ternak berkurang.

Meski begitu, Franky berpendapat, penggunaan gandum untuk pakan ternak akan menambah penggunaan kedelai karena dibutuhkan kandungan lemak. "Yang saya harapkan seluruh industri mendukung kebijakan pemerintah," tandas Franky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi