Hingga Juni 2020, Home Credit punya lebih dari 4,6 juta pelanggan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdiri sejak tahun 2013, Home Credit Indonesia saat ini telah melayani lebih dari 4,6 juta pelanggan, serta memiliki lebih dari 15.000 titik penjualan per 30 Juni 2020.

"Sejak awal kami hadir di Indonesia, kepuasan pelanggan adalah prioritas kami dan kami terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kami demi memberikan kemudahan kepada seluruh masyarakat Indonesia dalam mengakses pembiayaan yang mudah, cepat, dan terpercaya,” kata Marketing & Strategy Director Home Credit Indonesia Moin Uddin, pekan lalu. 

Perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan demi menjaga kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Sebab, tanpa adanya kepercayaan mereka, maka perusahaan tidak bisa berkembang seperti saat ini. 


Baca Juga: Sibuk Otak-atik Kewenangan OJK-BI demi Antisipasi Ancaman Krisis Keuangan

Selain dapat membantu pelanggan dalam mewujudkan keinginan dan mimpi mereka, pemberian apresiasi ini diharapkan bisa semakin mempererat hubungan antara Home Credit dengan pelanggan. 

Salah satunya, memberikan kejutan spesial kepada para pelanggan setia bertepatan dengan perayaan bulan pelanggan yang jatuh setiap September. 

Mengusung tema “Terima Kasih, Sobat!” Home Credit Indonesia memberikan hadiah kejutan kepada empat pelanggan setia terpilih yang sudah memiliki lebih dari tujuh kontrak bersama Home Credit dan selalu memenuhi kewajibannya tepat waktu. "Home Credit memberikan hadiah kejutan berupa barang-barang yang memang sedang dibutuhkan atau sudah menjadi impian para pelanggan," katanya. 

Salah satu pelanggan yang mendapatkan kejutan dari Home Credit adalah Supriatna. Ayah dari dua orang anak yang berprofesi sebagai kurir itu tidak menyangka akan mendapatkan hadiah kejutan dari Home Credit, yakni berupa laptop. 

Dia mengatakan saat ini memang memiliki rencana untuk membeli laptop yang akan dia berikan kepada keponakannya yang selama pandemi ini mengalami kesulitan untuk sekolah daring. Namun dia belum punya dana karena perusahaannya bekerja melakukan penyesuaian gaji. "Saya pada awal masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), diliburkan dari pekerjannya selama tiga bulan sehingga gaji yang dia terima tidaklah penuh," terangnya. 

Baca Juga: Pentingnya peran literasi keuangan dalam memulai usaha

Supriatna sudah mengenal Home Credit sejak awal Home Credit hadir di Indonesia. Saat itu, sekitar tahun 2014, Supriatna sedang berada di suatu mal di daerah Jakarta Selatan bersama dengan rekan kerjanya. 

Ketika itu, temannya membeli sebuah handphone dengan menggunakan Home Credit. Melihat temannya bisa membawa pulang handphone dalam waktu cepat, dia pun tergoda untuk mencoba menggunakan layanan Home Credit karena membutuhkan handphone juga saat itu. 

Selanjutnya: Waduh, kredit bermasalah fintech P2P lending naik jadi 7,99% per Juli 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi