JAKARTA. Rencana PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) untuk merevisi kinerjanya sepertinya semakin dekat dengan realisasi. Hal ini bisa dilihat dari perolehan kontrak baru hingga Juni lalu. Antonius Yulianto, Corporate Secretary Waskita menjelaskan kepada KONTAN, hingga Juni lalu kontrak baru ya g diperoleh sebesar Rp 9,9 triliun. Angka ini naik 39% dibanding realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 7,1 triliun. "Jika diukur dengan target kontrak baru hingga Juni, maka realisasinya telah tercapai 100%," ujar Antonius. Dia menambahkan, beberapa kontrak besar yang baru saja diperoleh adalah, proyek tol MKTT senilai Rp 399,7 miliar, proyek ruas Ciawi-Sukabumi Rp 220 miliar, ruas Balikpapan-Simpang KM 38 senilai Rp 285,5 miliar. Lalu, untuk proyek gedung, ada kontrak Ritz Condo di Medan senilai Rp 425 miliar, Zalakka Hotel di Bali Rp 224,8 miliar. Ada juga kontrak dari proyek JO seperti Bendungan Karian Rp 214 miliar, Terminal Kuala Tanjung Rp 734,5 miliar, dan akses dan duchting utilitas Terminal 3 Bandara Soetta Rp 253 miliar. Catatan saja, sebelumnya perseroan telah menyatakan minat untuk merevisi target kinerja setelah melihat realisasi kinerja hingga saat ini. Revisi pertama yang bakal dilakukan adalah revisi belanja modal atau capital expenditure (capex). Tahun ini emiten plat merah ini akan menaikkan capex dari sebelumnya Rp 1,8 triliun jadi Rp 4,3 triliun. Ini juga karena Waskita bakal mendapatkan dana segar melalui mekanisme penawaran saham perdana. Manajemen menargetkan bisa mengantongi Rp 5,3 triliun. Komposisinya, sebesar Rp 3,5 triliun dari PNM dan Rp 1,8 triliun berasal dari publik. Perolehan rights issue tersebut bakal difokuskan pada investasi sejumlah ruas tol. Capex yang telah direvisi ini nantinya sebagian besar digunakan untuk tol. Rinciannya, sebesar Rp 2,4 triliun untuk tol, suntik anak usaha Rp 1 triliun. Sisanya dialokasikan untuk kebutuhan modal lainnya. Adanya peningkatan capex tentu akan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan. Sayang Antonius masih merahasiakan detailnya. Namun yang pasti manajemen akan revisi target ke atas. Akhir Mei lalu, Waskita mencatat pendapatan Rp 3 triliun. Padahal, manajemen hanya memproyeksikan pendapatan Rp 2,1 triliun. Ini artinya, realisasi pendapatan Waskita 1,38 kali dari target Mei. Laba perseroan juga meningkat tiga kali dari target jadi Rp 70 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hingga Juni, kontrak baru Waskita capai Rp 9,9 T
JAKARTA. Rencana PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) untuk merevisi kinerjanya sepertinya semakin dekat dengan realisasi. Hal ini bisa dilihat dari perolehan kontrak baru hingga Juni lalu. Antonius Yulianto, Corporate Secretary Waskita menjelaskan kepada KONTAN, hingga Juni lalu kontrak baru ya g diperoleh sebesar Rp 9,9 triliun. Angka ini naik 39% dibanding realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 7,1 triliun. "Jika diukur dengan target kontrak baru hingga Juni, maka realisasinya telah tercapai 100%," ujar Antonius. Dia menambahkan, beberapa kontrak besar yang baru saja diperoleh adalah, proyek tol MKTT senilai Rp 399,7 miliar, proyek ruas Ciawi-Sukabumi Rp 220 miliar, ruas Balikpapan-Simpang KM 38 senilai Rp 285,5 miliar. Lalu, untuk proyek gedung, ada kontrak Ritz Condo di Medan senilai Rp 425 miliar, Zalakka Hotel di Bali Rp 224,8 miliar. Ada juga kontrak dari proyek JO seperti Bendungan Karian Rp 214 miliar, Terminal Kuala Tanjung Rp 734,5 miliar, dan akses dan duchting utilitas Terminal 3 Bandara Soetta Rp 253 miliar. Catatan saja, sebelumnya perseroan telah menyatakan minat untuk merevisi target kinerja setelah melihat realisasi kinerja hingga saat ini. Revisi pertama yang bakal dilakukan adalah revisi belanja modal atau capital expenditure (capex). Tahun ini emiten plat merah ini akan menaikkan capex dari sebelumnya Rp 1,8 triliun jadi Rp 4,3 triliun. Ini juga karena Waskita bakal mendapatkan dana segar melalui mekanisme penawaran saham perdana. Manajemen menargetkan bisa mengantongi Rp 5,3 triliun. Komposisinya, sebesar Rp 3,5 triliun dari PNM dan Rp 1,8 triliun berasal dari publik. Perolehan rights issue tersebut bakal difokuskan pada investasi sejumlah ruas tol. Capex yang telah direvisi ini nantinya sebagian besar digunakan untuk tol. Rinciannya, sebesar Rp 2,4 triliun untuk tol, suntik anak usaha Rp 1 triliun. Sisanya dialokasikan untuk kebutuhan modal lainnya. Adanya peningkatan capex tentu akan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan. Sayang Antonius masih merahasiakan detailnya. Namun yang pasti manajemen akan revisi target ke atas. Akhir Mei lalu, Waskita mencatat pendapatan Rp 3 triliun. Padahal, manajemen hanya memproyeksikan pendapatan Rp 2,1 triliun. Ini artinya, realisasi pendapatan Waskita 1,38 kali dari target Mei. Laba perseroan juga meningkat tiga kali dari target jadi Rp 70 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News