KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perolehan kontrak baru PT Acset Indonusa Tbk (
ACST) hingga saat ini masih jauh dari target. Kendati begitu, perusahaan konstruksi grup Astra ini masih tetap percaya diri bisa mencapai target yang sudah dirancang sejak awal tahun. Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari mengatakan, selama kuartal III 2018, perusahaan baru mendapatkan tambaha satu kontrak baru sebesar Rp 500 miliar. Dengan tambahan yang didapat pada semester I sebesar Rp 313 miliar maka total kontrak baru ACST mencapai Rp 813 miliar. Kontrak itu didapat dari pengerjaan struktur proyek The Stature di Jakarta. "Proyek itu kami dapat pada 31 Agustus 2018. Kita joint operation dengan Woh Hup diman porsi ACST Rp 500 miliar," kata Maria pada Kontan.co.id, Senin (1/10).
The Stature merupakan proyek
mixed development yang berlokasi di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, yang dikembangkan oleh pengembang asal Singapura, Capitaland, dengan partner lokalnya yakni Credo Group. Proyek tersebut terdiri dari tiga
tower yakni dua apartemen dan satu menara perkantoran dan dibangun di lahan seluas 1 hektare (ha). Capaian kontrak baru ACST tersebut baru baru setara 8,13% dari target tahun ini yakni Rp 10 triliun. Maria bilang, pihaknya masih optimistis target tercapai sejauh ini dan sama sekali belum ada rencana untuk merevisi target. Sebelumnya, Jeffrey G Chandrawijaya, Presiden Direktur ACST mengatakan, saat ini pihaknya menunggu beberapa pengumuman tender sejumlah tender proyek-proyek di sektor infrastruktur, gedung dan pondasi. Adapun kontrak baru yang diperkirakan akan didapatkan oleh ACST dalam waktu dekat adalah jalan tol Jakarta-Cikampek Selatan, Tol Serpong-Balaraja, proyek pondasi yang cukup dalam, proyek gedung
luxury milik pengembang asing, dan lain-lain. "Kami dalam memasang target kontrak baru tidak fokus pada duitnya. Dalam mengejar kontrak kami fokus pada proyek yang kami nilai aman buat kami dan itu nilainya kami perkirakaan bisa Rp 10 triliun. Jadi kami masih optimistis target kontrak baru tahun ini akan tercapai," kata Jeffrey. Jeffry menjelaskan, saat ini ACST lebih banyak membidik kontrak baru dari proyek infrastruktur. Proyek yang menjadi favorit perusahaan adalah jalan tol
elevated. Adapun tender proyek tol yang sedang mereka ikuti adalah Jakarta-Cikampek Selatan dan Serpong-Balaraja yang prosesnya saat ini masing-masing dalam proses persiapan pra kualifikasi dan proses persiapan tender.
ACST yakin kedua proyek itu akan diumumkan tahun ini karena pemilik proyek menargetkan konstruksinya paling lambat akan dimulai pada awal tahun depan. Kedua proyek itu akan dikejar lewat mekanisme kerjasama operasi (KSO) KSO dengan Adhi Karya. Selain jalan tol, ACST juga tertarik mengincar proyek infrastruktur pelabuhan dan pekerjaan sipil proyek pembangkit listrik. Saat ini, perusahaan sudah mendapatkan proyek pekerjaan di Pelabuhan Patimban senilai Rp 173 miliar. "Sementara kalau di
power plant kami sudah dengan proyek-proyek besar, tetapi kalau proyeknya besar proses tendernya pasti lama," kata Jeffrey. Adapun proyek-proyek yang telah didapatkan ACST selama tiga kuartal pertama tahun ini diantaranya Fly Ash Silo, Graha Pertamina, Tanjung Jati B Expansion Silo (Jawa 4), Pelabuhan Patimban, Gedung Balai Kesehatan Penerbangan I, pekerjaan Pelabuhan Terminal Peti Kemas, dan pekerjaan struktur proyek The Stature. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat