Hingga kuartal III-2018, nilai transaksi EDC Bank Mandiri tumbuh 10%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus mengenjot transaksi nasabah di merchant untuk menambah pundi pendapatan non bunga (fee based income). Transaksi di merchant offline yang bekerjasama dengan bank kerap dilakukan dengan mesin electronic data capture (EDC).

Salah satunya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang mampu mengoptimalkan transaksi di mesin EDC. Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, bisnis acquiring lewat EDC menunjukan perkembangan yang cukup baik.

"Pada kuartal III-2018 secara frekuensi naik 16% year on year (yoy) dari 114 juta menjadi 133 juta transaksi. Sedangkan secara volume naik sebesar 10% yoy dari Rp 78 triliun menjadi Rp 86 triliun," ujar Thomas kepada Kontan.co.id, Kamis (8/11).


Thomas menambahkan, kenaikan frekuensi yang lebih besar dari sales volume ini, lantaran ticket size per transaksi yang lebih kecil. Thomas menilai hal ini menjadi salah satu indikasi yang baik. Artinya masyarakat semakin terdorong menuju less cash society seperti yang dicanangkan oleh regulator.

Thomas menyatakan kinerja pada sembilan bulan pertama tahun ini ditopang oleh oleh sektor fesyen maupun pusat perbelanjaan, mini market atau convenience store, supermartket, dan hotel. Hal ini seiring dengan upaya Bank Mandiri memperbesar kerjasama merchant dan jumlah EDC.

Thomas menyatakan, bank dengan sandi saham BMRI ini sudah bekerjasama dengan lebih dari 180.000 merchant. Di sisi jumlah EDC, bank Mandiri telah menyebar lebih dari 230.000 unit EDC di seluruh Indonesia.

Hingga akhir tahun, Bank Mandiri menargetkan dapat mencatatkan nilai transaksi Rp 118 triliun-Rp 120 triliun. Bank akan menggunakan momentum natal dan tahun baru untuk mengoptimalkan kinerja di akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi