KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pan Brothers Tbk mencatatkan penjualan sebesar US$ 491,86 juta di sembilan bulan pertama tahun 2019. Angka ini naik sekitar 10,02% bila dibandingkan dengan penjualan pada periode sebelumnya yang sebesar US$ 447,05 juta. Sebelumnya, emiten garmen yang memiliki kode saham
PBRX (anggota indeks
Kompas100) ini menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 10%-15% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau setara dengan sekitar US$ 672,54 juta - US$ 703,11 juta di 2019. Dengan demikian, realisasi penjualan PBRX baru mencapai sekitar 73,13% dari target apabila dihitung-hitung.
Baca Juga: Pendapatan dan laba bersih DYAN menurun di kuartal III-2019 Sekretaris Perusahaan Pan Brothers, Iswar Deni mengatakan bahwa capaian penjualan di kuartal III 2019 masih sejalan dengan target penjualan. Menurut Deni, penjualan perseroan memang cenderung lebih besar di musim gugur dan dingin. Pasalnya, harga produk garmen PBRX untuk musim gugur dan dingin memang memiliki harga yang lebih mahal bila dibandingkan dengan produk pakaian lainnya. Oleh karenanya, realisasi nilai penjualan cenderung lebih besar di semester II bahkan ketika volume penjualan tidak mengalami kenaikan. "Produk
autumn dan
winter lebih
bulk dan mahal, jadi
income lebih besar," jelas Iswar Deni kepada Kontan.co.id (04/11). Maklum saja, penjualan PBRX memang lebih banyak dilakukan secara ekspor dengan menyasar pasar Asia, Eropa dan Amerika. Pada tahun 2019 saja misalnya, penjualan ekspor PBRX tercatat sebesar US$ 463,85 juta atau setara dengan 94,03% dari total penjualan. Adapun
brand-brand pakaian yang selama ini biasa melakukan pembelian terhadap produk-produk garmen PBRX di antaranya seperti Uniqlo, The North Face, Adidas, Oakley, Lacoste, Ralph Lauren, dan Columbia. Sebagai informasi, seiring dengan naiknya penjualan PBRX, beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan dengan selisih yang tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan penjualan perseroan, yakni sebesar 10,74% secara yoy dari yang semula US$ 384,95 juta di kuartal III 2018 juta menjadi US$ 426,31 juta pada kuartal III 2019.
Baca Juga: Simak strategi Aneka Tambang (ANTM) menggenjot kinerja hingga akhir 2019 Meski begitu, total beban operasi atau total
operating expenses turun tipis sebesar 6,23% secara yoy dari US$ 32,05 miliar pada kuartal III tahun lalu menjadi US$ 30,05 miliar di kuartal III tahun ini. Alhasil, PBRX mencatatkan pertumbuhan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih sebesar 39,01% secara yoy menjadi US$ 15,82 juta di kuartal III 2019. Sebelumnya, PBRX hanya membukukan laba bersih sebesar US$ 11,17 juta pada periode yang sama tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi