Hingga Kuartal III, ABM Investama (ABMM) Sudah Serap Capex US$ 263 Juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT ABM Investama Tbk (ABMM) sudah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 263 juta di sembilan bulan pertama 2023. Direktur ABMM, Adrian Erlangga, mengatakan bahwa hampir semua realisasi capex digunakan untuk pembelian alat berat.

“Hampir semua untuk pembelian alat berat akibat penambahan volume pekerjaan di jasa pertambangan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/11) tanpa merinci jumlah alat berat yang dibeli.

ABMM memang berambisi mengejar kenaikan kinerja operasional  pada lini jasa kontraktor pertambangan. Tahun ini, ABMM menargetkan kenaikan volume pemindahan lapisan penutup atau overburden removal (OB) sekitar 35% dibanding realisasi tahun 2022.


Kalau target tersebut tercapai, pencapaian itu bakal melanjutkan tren kenaikan OB ABMM di beberapa tahun terakhir. Laporan ABMM menunjukkan, realisasi overburden removal ABMM berada di posisi 139,67 juta bcm. Realisasi tersebut kemudian naik  28% ke level 178,56 juta bcm, lalu kembali naik 14% menjadi 202,90 juta bcm di 2022.

Baca Juga: Hingga Oktober, Metropolitan Land (MTLA) Bukukan Pra Penjualan Rp 1,3 Triliun

Menurut Adrian, ABMM masih berencana menambah sedikit alat berat lagi di sisa tahun 2023. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan kemampuan kinerja operasional untuk mengejar peningkatan volume pekerjaan tahun depan. 

“Ada sedikit penambahan lagi sebagai persiapan peningkatan volume di tahun 2024,” tutur Adrian.

Adrian tidak merinci, berapa volume kinerja OB yang hendak dikejar tahun depan. Kontan.co.id mencatat, manajemen sempat menyebut bahwa perusahaan menargetkan kenaikan overburden removal ke angka 300 juta bcm di tahun 2024.

Di sepanjang Januari-September 2023, ABMM telah merealisasikan overburden removal sebanyak 206,9 juta bcm, naik sekitar 31% dibanding realisasi periode Januari-September 2022 yang berjumlah 143,4 juta bcm.

Sedikit informasi, lini usaha jasa kontraktor tambang dan juga bisnis tambang batubara merupakan 2 lini bisnis dengan kontribusi terbesar dalam pendapatan konsolidasi ABMM.

Sebagai gambaran, mengutip laporan keuangan interim perusahaan, kedua lini usaha tersebut menyumbang omzet US$ 945,45 juta atau setara 83,41% dari total pendapatan konsolidasi ABMM di Januari-September 2023.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Barito Renewables (BREN) Kompak Naik hingga Kuartal III

Seturut pertumbuhan volume overburden removal, pendapatan konsolidasi ABMM turut naik 10,15% yoy dari semula US$ 1,02 miliar di Januari-September 2022 menjadi US$ 1,13 miliar di Januari-September 2023.

Setelah dikurangi pengeluaran pada sejumlah pos beban, ABMM mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih US$ 225,77 juta di Januari-September 2023. Jumlah tersebut naik 32,86% dibanding realisasi periode Januari-September 2022 yang berjumlah US$ 169,92 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi