Hingga kuartal III, kinerja Indocement (INTP) masih tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) melaporkan laba bersih periode berjalan per kuartal ketiga 2020 sebesar Rp 1,11 triliun. Realisasi ini turun 5,02% dari perolehan laba bersih INTP pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,17 triliun.

Alhasil, laba per saham dasar INTP turun dari Rp 319,40 menjadi Rp 303,36 pada kuartal ketiga.

Penurunan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pendapatan Indocement, Per kuartal ketiga 2020, konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan senilai Rp 10,15 triliun atau menurun 10,5%. Sebagai perbandingan, INTP membukukan pendapatan hingga Rp 11,47 triliun.


Baca Juga: Pendapatan Radiant Utama Interinsco (RUIS) tumbuh 6,25% yoy hingga kuartal III-2020

Secara rinci, penjualan semen kepada pihak ketiga masih mendominasi yakni senilai Rp 9,32 triliun atau 91,8% dari total pendapatan. Disusul oleh penjualan beton siap pakai senilai Rp  739,61 miliar, penjualan semen kepada pihak berelasi senilai Rp 82,94 miliar, serta penjualan agregat senilai Rp 1,53 miliar.

Penjualan di wilayah Jawa masih mendominasi, yakni mencapai Rp 7,68 triliun atau 75,5% dari total pendapatan. Disusul penjualan ke wilayah luar Jawa senilai Rp 2,38 triliun dan penjualan ekspor sebesar Rp 82,94 miliar.

Produsen semen merek Tiga Roda ini juga berhasil menekan sejumlah biaya. Beban pokok pendapatan misalnya, turun 12,51% menjadi Rp 6,71 triliun. Beban penjualan juga turun 6,8% secara tahunan menjadi Rp 1,83 triliun.

INTP juga berhasil menekan beban umum dan administrasi menjadi Rp 2,3 triliun dari sebelumnya Rp 2,49 triliun.

Baca Juga: Kawasan Industri Jababeka (KIJA) raih marketing sales Rp 558 miliar di kuartal III

Per September 2020, jumlah aset INTP mencapai Rp 26,337 triliun, yang terdiri atas liabilitas senilai Rp 3,99 triliun dan ekuitas senilai Rp 22,34 triliun. Adapun posisi kas dan setara kas INTP per September 2020 sebesar Rp 6,83 triliun atau menurun 10,6% dari posisi per 31 Desember 2019 yang mencapai Rp 7,65 triliun. 

Selanjutnya: Pertumbuhan kinerja Wijaya Karya (WIKA) diprediksi masih melambat tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi