Hingga Maret, PNM yakin salurkan kredit Rp 975 M



JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) optimistis kinerja pembiayaan pada kuartal pertama tahun ini bisa sesuai harapan. Sekretaris Perusahaan PNM, Gung Panggodo, yakin hingga akhir Maret 2014, penyaluran kredit perusahaan ini bisa berada di kisaran antara Rp 950 miliar sampai Rp 975 miliar.

Angka tersebut adalah target minimum yang harus dicapai perusahaan pelat merah tersebut dalam tiga bulan pertama. Sepanjang tahun kuda kayu, PNM menargetkan pembiayaan sebesar Rp 3,8 triliun sampai Rp 3,9 triliun. Jumlah ini setara dengan kenaikan antara 20%-25% dari realisasi pembiayaan di tahun 2013 yang mencapai Rp 3,1 triliun.

Tapi Gung melihat ada kemungkinan target di awal tahun tersebut dapat dilampaui. Alasannya, sesuai tren tahunan, penyaluran kredit yang biasa ngebut di awal tahun. "Bahkan bisa lebih," katanya, di Jakarta, Senin (10/3).


Kebutuhan kredit pada awal tahun secara historis cenderung tinggi, lalu akan melambat di kuartal kedua. Makanya, PNM sengaja menggenjot penyaluran pada periode tiga bulan pertama untuk memaksimalkan penyaluran agar sesuai target.

Untuk memaksimalkan penyaluran di tahun ini, perusahaan akan memaksimalkan hasil ekspansi yang sudah dilakukan tahun lalu. Seperti diketahui, tahun lalu perusahaan yang fokus pada pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ini membuka 100 Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) baru sehingga secara total, mereka punya 577 unit UlaMM hingga akhir tahun 2013. Ditambah lagi dengan membuka 22 kluster, tiga kantor cabang pembantu, serta meningkatkan status empat kantor cabang pembantu menjadi kantor cabang di tahun lalu.

Nah, dalam membuka cabang baru, menurut Gung dibutuhkan waktu sekitar tiga sampai enam bulan untuk bisa melakukan penetrasi. "Jadi saatnya hasil ekspansi tahun lalu untuk melakukan penetrasi," ujarnya.

Sementara untuk mendanai penyaluran pembiayaan di tahun ini, PNM berniat mencari sumber pendanaan sebesar Rp 2 triliun dari pasar modal. Dana sebesar itu di cari dengan dua skema, pertama dengan penerbitan obligasi dan kedua menggunakan medium term notes (MTN).

Sumbangan pendanaan masing-masing sumber ini dipatok Rp 1 triliun. Namun, langkah ini masih mempertimbangkan kondisi pasar dan ekonomi makro di dalam negeri. Jadi perusahaan belum mematok waktu kapan surat utang tersebut diterbitkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia