Hingga Mei 2011, konsumsi BBM subsidi capai 40% dari jatah APBN



JAKARTA. Hingga tanggal 22 Mei 2011, Badan Pelaksana Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melaporkan konsumsi BBM subsidi mencapai 40% dari jatah BBM subsidi yang ditetapkan oleh APBN 2011. "Konsumsi BBM subsidi sampai tanggal 22 Mei 2011 sebesar 15,46 juta kiloliter," ujar Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo, Senin (30/5).Dari jumlah tersebut, konsumsi premium sebanyak 9,37 juta kiloliter, solar sebanyak 5,35 kiloliter dan kerosin sebanyak 0,74 kiloliter. Evita melanjutkan, untuk realisasi konsumsi BBM subsidi tiap harinya menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan alokasi yang ditetapkan.Ia mencontohkan, untuk premium, pemerintah menjatah konsumsi premium sebesar 63.540 kiloliter per hari. Namun, realisasi konsumsi premium bisa mencapai 66.000 kiloliter per hari. "Konsumsi solar juga naik per hari sebesar 5,3% di atas kuota. Konsumsi terus meningkat sejak bulan Februari dan terus berlanjut hingga saat ini," tutur Evita. Hanya konsumsi kerosin yang di bawah kuota. Realisasi hingga 22 Mei 2011, konsumsi kerosin mencapai 5.200 kiloliter per hari. Ini jauh lebih rendah 18% ketimbang jatah konsumsi kerosin yang mencapai 6.340 kiloliter per hari.Sementara itu, Kepala BPH Migas Tubagus Haryono mengatakan, realisasi BBM subsidi sampai April 2011 mengalami kenaikan dibandingkan dengan kuota sebesar 7,29% untuk premium dan sebesar 9,73% untuk solar sedangkan untuk minyak tanah turun 26,30%. Kenaikan premium dan solar, ditengarai karena adanya tindak penyelewengan BBM bersubsidi.Sementara itu, terkait dengan tindakan pengawasan, BPH Migas sudah melakukan kerjasama pengawasan dengan instansi terkait, melakukan koordinasi dan sosialisasi. BPH Migas juga melakukan verifikasi volume dan melakukan uji petik di lapangan. "BPH Migas juga melakukan investigasi di lapangan dan ketika adanya indikasi penyimpangan dilakukan pemberian sanksi," tandas Tubagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini