KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (
MTLA) telah membukukan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) mencapai 43% hingga Mei 2021. Adapun target marketing sales MTLA di tahun sebesar Rp 1,55 triliun. Sebagai informasi, target yang dibidik itu merupakan gabungan dari penjualan properti senilai Rp 1,1 triliun dan pendapatan berulang (recurring revenue) sebesar Rp 450 miliar. Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo mengatakan, penjualan prperti selama adanya insentif PPN ditanggung pemerintah (DTP) dengan ketentuan atas rumah tapak dan rumah susun, diberlakukan selama enam bulan, yaitu sejak Maret hingga Agustus 2021.
Saat ini, seluruh properti yang PPN-nya ditanggung pemerintah merupakan rumah tapak dan rusun dengan harga jual maksimal Rp 2 miliar. Rencananya pemerintah akan memperpanjang insentif itu hingga Desember 2021 mendatang.
Baca Juga: Intiland Development (DILD) raih penjualan positif dari rumah segmen millenial Sementara untuk rumah dengan harga di atas Rp 2 miliar hingga maksimal Rp 5 miliar, PPN DTP yang terutang atas penyerahan rumah tapak atau rusun diberikan hanya 50%. “Dapat kami sampaikan, untuk periode pertama insentif PPN tidak terlalu berdampak besar bagi penjualan kami, karena tenggang waktu yang singkat untuk proses konstruksi bagi produk-produk yang inden. Sedangkan untuk produk ready stock kami tidak terlalu banyak, sehingga dampaknya masih kurang terasa,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (14/7). Meski demikian, MTLA menyambut baik dan sudah mempersiapkan produk-produk inden yang bisa mendapatkan insentif PPN dengan target serah terima bulan Desember 2021. “Respons dari calon konsumen sangat baik, kami sudah menarik reservasi untuk produk-produk indent di beberapa proyek tinggal menunggu surat edaran resminya saja sehingga bisa kami lakukan closing penjualan,” tambahnya. MTLA saat ini tengah mempersiapkan untuk membangun proyek perumahan di Kertajati, Metland Kertajati serta juga mix use di Cawang, Jakarta dan proyek hotel Metland Hotel Puri di kawasan Metland Cyber City. “Untuk saat ini kami akan melanjutkan pengerjaan proyek kami yang sempat tertunda karena pandemi tahun lalu yakni Hotel Horison Kertajati di Majalengka Jawa Barat dan Royal Venya Ubud,” kata Olivia.
Adapun secara keseluruhan, saat ini MTLA sedang menggarap sembilan proyek yang mencakup landed residensial (termasuk melalui Joint Operation) dan hotel, mall serta apartemen. Untuk memperlancar pembangunan, manajemen telah menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 550 miliar. Dari capex tersebut, sebesar Rp 205 miliar akan digunakan untuk akuisisi lahan. Sedangkan Rp 190 miliar dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. Sisanya dipakai untuk penyelesaian proyek baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat