JAKARTA. Hingga Mei 2012, PT Intraco Penta Tbk (INTA) telah berhasil menjual alat berat sebanyak 746 unit. Manajemen INTA menargetkan hingga akhir tahun dapat menjual sekitar 1.900 unit alat berat. Jumlah tersebut naik sekitar 20% dibanding realisasi penjualan tahun lalu yang sejumlah 1.585 unit Sebagai catatan, per 31 Maret lalu, INTA sudah menjual 415 unit alat berat. Angka ini naik 28,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini pun mendukung pendapatan perusahaan yang terkerek hingga 23,4% menjadi Rp 900 miliar. Dan laba bersih yang naik tipis sekitar 4,16% menjadi Rp 36 miliar. Pendapatan terbesar selama kuartal pertama tahun ini masih berasal dari penjualan alat berat untuk sektor tambang yang mencapai Rp 573,7 miliar. Sedangkan alat berat di sektor infrastruktur dan kehutanan masing-masing adalah Rp 72,09 miliar dan Rp 88,25 miliar. Disisi lain, kondisi perekonomian global yang cenderung melambat membuat INTA menunda rencana pelepasan saham perdana anak usahanya, yaitu PT Intan Baruprana Finance (IBF). "Kondisi market sedang tidak bagus. Kalau tahun ini tidak mungkin, dan tahun depan ada pemilu juga," kata Direktur Keuangan INTA Fred Manibog saat dijumpai di Jakarta, Kamis (21/6). Seperti diketahui, sebelumnya manajemen INTA memang ingin agar IBF bisa mengikuti jejak INTA dengan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hingga Mei, INTA jual 746 unit alat berat
JAKARTA. Hingga Mei 2012, PT Intraco Penta Tbk (INTA) telah berhasil menjual alat berat sebanyak 746 unit. Manajemen INTA menargetkan hingga akhir tahun dapat menjual sekitar 1.900 unit alat berat. Jumlah tersebut naik sekitar 20% dibanding realisasi penjualan tahun lalu yang sejumlah 1.585 unit Sebagai catatan, per 31 Maret lalu, INTA sudah menjual 415 unit alat berat. Angka ini naik 28,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini pun mendukung pendapatan perusahaan yang terkerek hingga 23,4% menjadi Rp 900 miliar. Dan laba bersih yang naik tipis sekitar 4,16% menjadi Rp 36 miliar. Pendapatan terbesar selama kuartal pertama tahun ini masih berasal dari penjualan alat berat untuk sektor tambang yang mencapai Rp 573,7 miliar. Sedangkan alat berat di sektor infrastruktur dan kehutanan masing-masing adalah Rp 72,09 miliar dan Rp 88,25 miliar. Disisi lain, kondisi perekonomian global yang cenderung melambat membuat INTA menunda rencana pelepasan saham perdana anak usahanya, yaitu PT Intan Baruprana Finance (IBF). "Kondisi market sedang tidak bagus. Kalau tahun ini tidak mungkin, dan tahun depan ada pemilu juga," kata Direktur Keuangan INTA Fred Manibog saat dijumpai di Jakarta, Kamis (21/6). Seperti diketahui, sebelumnya manajemen INTA memang ingin agar IBF bisa mengikuti jejak INTA dengan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News