Hingga Mei, WIKA kantongi kontrak baru Rp 7,1 T



JAKARTA. Dalam lima bulan pertama, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil mengantongi kontrak baru Rp 7,1 triliun. Dengan demikian, emiten kontruksi pelat merah ini telah berhasil merealisasikan 23,2% target kontrak anyarnya yang dipatok sebesar Rp 30,59 triliun hingga akhir tahun.

Suradi, Sekretaris perusahaan WIKA mengatakan sampai akhir Mei perseroan telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 7,1 triliun yang sebagian besarnya berasal dari proyek swasta. “Proyek pemerintah masih sedikit paling sekitar 35% karena arah realisasi proyek pemerintah baru kelihatan di bulan Juli,” kata Suradi pada KONTAN, Senin (1/6).

Saat ini WIKA juga tengah mengikuti beberapa tender proyek di antaranya seperti Proyek Tol Pasirkoja-Soreang (Soroja) di Bandung, Jawa Barat sepanjang 10,57 km dan proyek pembangkit listrik (Independent Power Producer/IPP) dengan tenaga uap Jawa V di Banten dengan kapasitas 2 x 1.000 Mega Watt (MW).


Suradi mengatakan, dengan asumsi 1 MW PLTU membutuhkan dana senilai US$ 1,5 juta maka total investasi yang dibutuhkan untuk menggarap proyek tersebut mencapai Rp 30 triliun. Dalam tender tersebut, WIKA akan menggandeng perusahaan swasta. “Itu kepersertaan tapi porsinya masih dibicarakan. Namun yang pasti, kita incar terutama di kontruksinya itu bisa sekitar 30%,” kata Suradi.

Adapun realisasi kontrak baru WIKA di antarannya berasal dari pembangunan gedung di Surabaya senilai Rp 1,4 triliun, jalan tol Balikpapan-Makassar Rp 270 miliar, Terminal Kontainer New Tanjung Priok di Jakarta senilai Rp 400 miliar, proyek Bendungan Paseloreng Sulawesi Selatan Rp 600 miliar, dan Bendungan Kreuretok Aceh Rp 403 miliar.

Bendungan Kreuretok dan Pasaloreng merupakan dua dari 13 bendungan yang ditargetkan pemerintah bisa dibangun tahun ini. Suradi bilang, WIKA masih akan membidik proyek bendungan pemerintah tersebut.

Selain itu, kontrak baru dalam negeri yang berhasil diperoleh WIKA antara lain Proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) tahap I sebesar Rp 355 miliar, proyek jalan layang non tol (JLNT) Ciledung Rp 351 miliar, proyek Funtasy Island di Pulau Manis Batas Rp 161 miliar dan proyek pembangunan bandara Samarinda Baru Rp 124,20 miliar.

Sementara dari luar negeri, WIKA berhasil mendapat kontrak pembangunan bandara Oe-cusse airport Timor Leste senilai US$ 92 juta atau sekitar Rp 1,18 triliun. Selain itu, perseroan juga masih membidik proyek-proyek lain dari negara tetangga tersebut.

Perseroan juga tengah membidik proyek pembangunan Hotel Anjung di Saudi Arabia. Saat ini, tender proyek tersebut belum final karena masalah perizinan administrasi dari pemerintah setempat. Namun, yang pasti proyek ini ditargetkan dapat dimulai tahun ini.

Untuk mendukung pengerjaan proyek tersebut, nantinya WIKA akan membawa anka usahanya WIKA Beton mendirikan pabrik precash concrete. Untuk tahap awal, perseroan membidik US$ 50 juta dari proyek tersebut.

Selain itu, perseroan juga tengah mengerjakan feasibility study proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan diharapkan akan selesai Agustus sudah selesai. Hanya saja, hingga saat ini bentuk penugasan dari pemerintah untuk proyek tersebut masih belum ada. “Kita belum tahu apakah itu nanti akan konsorsium atau hanya diserahkan ke WIKA,” kata Suradi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto