JAKARTA. Ramalan perlambatan kredit membayangi perbankan Tanah Air di sepanjang tahun 2014. Namun, bagi Bank Mega, perlambatan kredit telah dimulai sejak tahun lalu. Mengutip laporan keuangan unaudited Bank Mega ke Bank Indonesia (BI), bank milik taipan Chairul Tandjung ini tertimpa sejumlah masalah pelik. Hal ini berujung pada penyusutan laba Bank Mega. Bank Mega hanya mampu meraih laba sebesar Rp 486,09 miliar per Oktober 2013. Jumlah ini mengempis 55,93% dibandingkan Rp 1,10 triliun per Oktober 2012. Setidaknya ada dua masalah pelik yang dihadapi Bank Mega. Pertama, penurunan kredit. Hingga Oktober 2013, Bank Mega mengucurkan kredit sekitar Rp 27,87 triliun. Jumlah ini menurun 0,85% dibandingkan pencapaian periode yang sama di tahun 2012. Kala itu, Bank Mega membukukan kredit sebesar Rp 28,11 triliun. Pelemahan kinerja kredit memicu penurunan pendapatan bunga sebesar 15,13% menjadi Rp 3,58 triliun, hingga akhir Oktober 2013.
Hingga Oktober 2013, laba Bank Mega anjlok 55,93%
JAKARTA. Ramalan perlambatan kredit membayangi perbankan Tanah Air di sepanjang tahun 2014. Namun, bagi Bank Mega, perlambatan kredit telah dimulai sejak tahun lalu. Mengutip laporan keuangan unaudited Bank Mega ke Bank Indonesia (BI), bank milik taipan Chairul Tandjung ini tertimpa sejumlah masalah pelik. Hal ini berujung pada penyusutan laba Bank Mega. Bank Mega hanya mampu meraih laba sebesar Rp 486,09 miliar per Oktober 2013. Jumlah ini mengempis 55,93% dibandingkan Rp 1,10 triliun per Oktober 2012. Setidaknya ada dua masalah pelik yang dihadapi Bank Mega. Pertama, penurunan kredit. Hingga Oktober 2013, Bank Mega mengucurkan kredit sekitar Rp 27,87 triliun. Jumlah ini menurun 0,85% dibandingkan pencapaian periode yang sama di tahun 2012. Kala itu, Bank Mega membukukan kredit sebesar Rp 28,11 triliun. Pelemahan kinerja kredit memicu penurunan pendapatan bunga sebesar 15,13% menjadi Rp 3,58 triliun, hingga akhir Oktober 2013.