Hingga Oktober, pra penjualan CTRA merosot 17%



JAKARTA. Hasil pra penjualan (marketing sales) PT Ciputra Development Tbk (CTRA) terlihat masih melambat. Hingga Oktober 2014, CTRA mencatatkan marketing sales sebesar Rp 6,5 triliun, turun 17% year on year (yoy).

Penjualan itu memenuhi 71% dari target marketing sales CTRA tahun ini yang sebesar Rp 9,2 triliun. Hingga bulan Oktober, proyek yang dikelola CTRA berkontribusi 60% terhadap total penjualan. Sementara sisanya berasal dari dua anak usaha CTRA, yakni PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) dan PT Ciputra Properti Tbk (CTRP). 

Tulus Santoso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan CTRA masih yakin bisa mengejar target marketing sales tahun ini. "Masih ada beberapa proyek yang akan diluncurkan di sisa tahun," jelasnya kepada KONTAN, Senin (10/11). 


Sebenarnya target markting sales CTRA awalnya sebesar Rp 10 triliun. Lalu perseroan memangkas target pra penjualan sebesar 8% menjadi Rp 9,2 triliun. Hal ini karena sektor properti yang lesu.

Tahun ini, CTRA telah meluncurkan proyek-proyek baru seperti proyek perumahan citra garden di Pontianak, perumahan di Samarinda, serta kawasan perkantoran, hunian, hotel, dan ritel terpadu Ciputra International di bagian barat kota Jakarta. "Sebagian besar marketing sales berasal dari Ciputra International," jelasnya. CTRA juga sedang mengembangkan proyek apartemen di Komayoran, proyek perumahan di Malang, Serang, dan Maja, serta sebuah resort di Bali.

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, CTRA memperoleh laba bersih sebesar Rp 882,25 miliar atau tumbuh 25,5% dari periode sama tahun lalu Rp 702,96 miliar. Pendapatan CTRA di kuartal III-2014 Rp 4,23 triliun naik 9,58% dari periode sama tahun lalu Rp 3,86 triliun. 

Penjualan rumah hunian dan ruko memberi kontribusi penjualan terbesar senilai Rp 2,69 triliun. Selanjutnya, CTRA memperoleh penjualan dari apartemen dan kondotel, kapling, serta kantor. CTRA juga mengantongi pendapatan dari pusat niaga, hotel, lapangan golf, rumah sakit, kantor, dan lain-lain.

Di sisi lain CTRA mampu menekan beban pokok penjualan dan beban langsung Rp 2,03 triliun, hanya naik tipis 1% dari periode sama tahun sebelumnya di Rp 2,01 triliun. Namun, beban keuangan CTRA naik cukup tinggi 61,65% menjadi Rp 178,09 miliar dari Rp 110,17 miliar pada kuartal III-2013. Perseroan juga mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp 3,9 miliar. Padahal, di kuartal III-2014 CTRA justru memperoleh laba kurs senilai Rp 32 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan