Hingga Pertengahan Maret 2025, Serapan Beras Bulog Capai 300.000 Ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang musim panen raya, Perum Bulog telah menyerap beras petani sebanyak 300.000 ton. Serapan ini merupakan hasil panen periode Januari hingga 14 Maret 2025. 

Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog Sudaryono mengklaim capaian ini merupakan komitmen Bulog dalam mendukung program swasembada pangan yang tercantum dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. 

Sudaryono bilang surplus produksi beras diperkirakan akan mencapai 2,8 juta ton hingga 3,5 juta ton hingga April 2025. 


Baca Juga: Temuan Beras Berkutu, Wamentan : Kami Perbaiki Sirkulasi Beras di Bulog

Meski surplus, Sudaryono berharap para petani tetap bisa menanam dua hingga tiga kali dalam setahun, sehingga dapat menciptakan ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan. 

“Setelah panen kali ini, saya harapkan para petani bisa kembali menanam lagi. Jadi dalam setahun bisa menanam hingga 2 sampai 3 kali, tidak hanya sekali menanam saja,” kata Sudaryono dalam keterangan resminya, Sabtu (15/3). 

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog mengklaim capaian serapan gabah sebanyak 300.000 ton ini menjadi angka tertinggi dalam lima tahun terakhir. 

Dengan rata-rata penyerapan harian yang sudah mencapai belasan ribu ton, Bulog optimistis dapat terus menjaga momentum ini hingga akhir musim panen raya.

“Dalam 5 tahun terakhir penyerapan sebanyak 300.000 ton merupakan angka tertinggi, rata-rata penyerapan harian sudah belasan ribu ton, semoga kami bisa terus menjaga momentum ini menjelang panen raya di akhir Maret hingga April nanti.” jelas Arwakhudin.

Arwakhudin menegaskan bahwa Bulog tetap berkomitmen untuk mendukung swasembada pangan melalui pembelian gabah dan beras dari petani dalam negeri. 

Untuk memaksimalkan penyerapan, Bulog menyiapkan program jemput gabah yang bekerja sama dengan banuak pihak, seperti Dinas Pertanian di tingkat Provinsi dan kota/kabupaten, TNI-Polri, kelompok tani, gapoktan dan penggilingan padi. 

Baca Juga: Bulog Terima Investasi Rp 16,6 Triliun, Siap Jaga Stabilitas Harga Beras

"Tentunya sinergi ini kami harapkan untuk dapat mengoptimalkan penyerapan kami menjelang musim panen raya,” ujar Arwakhudin.

Selain itu, Arwakhudin juga menyatakan bahwa Perum Bulog tengah gencar melakukan sosialisasi terhadap harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani. Pembelian gabah itu dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp 6.500 per kilogram. 

Menurutnya, harga tersebut merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan harga yang wajar untuk gabah kering panen.

“Tentunya harga ini adalah bentuk pemerintah hadir dalam upaya menyejahterakan petani dengan melakukan pembelian gabah dengan harga yang baik dan dapat menguntungkan para petani,” tuturnya. 

Selanjutnya: Langkah Alamtri Resources Implementasikan ESG

Menarik Dibaca: Kenapa Gula Darah Tetap Tinggi Meskipun Sudah Makan Sehat?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi