KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya menghilangkan disparitas harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama untuk masyarakat daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) di Indonesia melalui program BBM Satu Harga. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), tercatat hingga 9 September 2018 sebanyak 82 titik BBM Satu Harga telah beroperasi. Angka ini sudah bertambah 25 titik dari realisasi 57 titik penyalur BBM Satu Harga pada tahun 2017. Kepala BPH Migas Fansurullah Asa melaporkan, pada awal September telah beroperasi empat penyalur atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kecamatan Tolinggula, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, Kec. Lalan, Kab. Musi Bayuasin, Sumatera Selatan serta dua distrik di Papua, yaitu Distrik Wamena dan Tolikara.
Hingga pertengahan September, BBM satu harga sudah capai 82 titik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya menghilangkan disparitas harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama untuk masyarakat daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) di Indonesia melalui program BBM Satu Harga. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), tercatat hingga 9 September 2018 sebanyak 82 titik BBM Satu Harga telah beroperasi. Angka ini sudah bertambah 25 titik dari realisasi 57 titik penyalur BBM Satu Harga pada tahun 2017. Kepala BPH Migas Fansurullah Asa melaporkan, pada awal September telah beroperasi empat penyalur atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kecamatan Tolinggula, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, Kec. Lalan, Kab. Musi Bayuasin, Sumatera Selatan serta dua distrik di Papua, yaitu Distrik Wamena dan Tolikara.