Hingga September 2020, multifinance mendominasi penerbitan surat utang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance mendominasi penerbitan surat utang dibandingkan sektor lain seperti perbankan, lembaga keuangan khusus serta industri power dan energi pada tahun ini. 

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dihimpun Pefindo, hingga September 2020, industri multifinance catatkan penerbitan utang secara nasional senilai Rp 10,85 triliun. Jika dirinci obligasi Rp 10,42 triliun, MTN Rp 168,20 miliar dan sukuk Rp 215 miliar. 

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito menyebut, multifinance banyak menerbitkan surat utang karena model bisnisnya membutuhkan sokongan dana dari perbankan serta obligasi. 


"Kebutuhan dana cukup besar untuk melakukan refinancing karena berkaitan dengan nature perusahaan," kata Dito, dalam konferensi pers, Kamis (15/10). 

Baca Juga: Ada 11 Multifinance yang Mesti Melunasi Obligasi Jatuh Tempo Tahun Ini

Menurutnya, meski bisnis turun signifikan selama masa pandemi, tapi kebutuhan pendanaan dan pembiayaan tetap ada. Mengingat, perbankan juga semakin selektif memberikan pinjaman ke multifinance, sehingga mereka menyasar pendanaan pasar modal. 

"Selain kondisi pasar, kupon, penurunan suku bunga dan faktor ekonomi, investor yang konservatif juga banyak menggunakan peluang tersebut (membeli surat utang)," terangnya. 

Dengan realisasi ini, ia memperkirakan penerbitan surat utang multifinance akan bertambah. Sebab, masih ada beberapa mandat penerbitan surat utang yang diterima dan belum dilisting. Di antaranya, mandat penerbitan obligasi satu multifinance senilai Rp 1,5 triliun. 

"Memang masih ada pipeline obligasi, tapi masih melihat kondisi ekonomi makro. Kalau ada sentimen positif terkait pengendalian Covid-19 baik vaksin dan penurunan angka Covid-19 maka industri keseluruhan membaik, bukan hanya multifinance," tutupnya. 

Selanjutnya: Ada dana nganggur, BCA Finance siap lunasi obligasi jatuh tempo senilai Rp 842 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi