Hingga sore, harga emas spot masih turun di US$ 1.722,14 per ons troi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas bergerak turun setelah mencapai level tertinggi pada Kamis pekan lalu. Mengutip Bloomberg, Senin (27/4) pukul 16.22 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.722,14 per ons troi, turun 0,43% ketimbang harga pada akhir pekan lalu.

Level tertinggi terkini harga emas adalah pada US$ 1.730,51 per ons troi pada Kamis lalu. Ini adalah level tertinggi harga emas sejak November 2012. Sementara harga tertinggi emas adalah pada US$ 1.900,20 per ons troi yang tercapai pada 5 September 2011.

Investor mencari alasan untuk profit taking setelah harga emas mencapai level tertinggi. Hal inilah yang menyebabkan emas turun dalam dua hari perdagangan terakhir. "Saya tidak melihat ada perbaikan ekonomi yang menawarkan stabilitas,"  kata Phil Streible, chief market strategist Blue Line Futures kepada Bloomberg.


Baca Juga: Harga minyak WTI turun, kapasitas tangki yang penuh bisa bikin harga kembali negatif

Sementara RBC Capital Markets memperkirakan harga emas akan berada dalam kondisi penurunan setidaknya hingga ada kebijakan penuh dari regulator global. "Ketika itulah uji harga emas yang sebenarnya," ungkap RBC Capital dalam catatan.

RBC Capital mengungkapkan bahwa kombinasi suku bunga rendah, stimulus jumbo, serta ketidakpastian tinggi menyebabkan alokasi emas secara global meningkat meski pasar saham sudah membaik.

Baca Juga: Ada Larangan Mudik, IHSG Bisa Makin Tertekan

Harga emas bergerak di atas level US$ 1.700 sejak Rabu pekan lalu. Harga yang yang tinggi ini beriringan dengan pergerakan indeks dolar. Indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia ini berada di ats 100 sejak Selasa pekan lalu. Hari ini pun indeks dolar turun tipis ke 100,30.

Edward Moya, senior market analyst OANDA mengatakan bahwa emas diuntungkan kombinasi stimulus dari seluruh dunia. Ada ekspektasi tinggi bahwa stimulus masih akan terus mengucur dan makin besar. "Hal yang dapat menekan reli harga emas adalah vaksin Covid-19," kata Moya kepada Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .