Hingga Tutup Tahun, Intanwijaya Internasional (INCI) Kejar Penjualan Rp 450 Miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intanwijaya Internasional Tbk (INCI) mengincar target penjualan Rp 450 miliar tahun ini. Mayoritas penjualan tersebut direncanakan berasal dari penjualan urea, melamin dan phenol formaldehyde resin.

“Total (target penjualan) untuk produk urea, melamin dan phenol formaldehyde resin Rp 429 miliar, untuk produk urea formaldehyde powder Rp 6 miliar, untuk formalin dan yang lainnya Rp 15 miliar sehingga total target penjualan 2022 adalah Rp 450 miliar,” ujar Direktur INCI, Sondy Ardy dalam acara public expose, Selasa (5/7).

INCI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri kimia. Mayoritas pelanggannya merupakan perusahaan plywood dan particle board


Saat ini, INCI memiliki 2 pabrik eksisting dalam menunjang bisnis perusahaan. Satu di antaranya berlokasi di Banjarmasin, sedang satu lainnya berlokasi  di Semarang. Pabrik Banjarmasin INCI memiliki kapasitas produksi 36.000 metrik ton (MT) untuk formaldehyde dan 60.000 MT untuk urea, melamin dan phenol formaldehyde resin liquid & powder per tahunnya.

Baca Juga: PP Properti (PPRO) Jual Saham BIJB Aerocity 11,7% ke Manakib Rezeki

Sementara itu, pabrik INCI yang berlokasi di Semarang memiliki kapasitas produksi 65.000 MT untuk formaldehyde dan 90.000 MT untuk urea, melamin dan phenol formaldehyde resin liquid per tahunnya.

Untuk mengejar target penjualan yang telah ditetapkan, INCI berencana memproduksi sebanyak 68.300 ton urea, melamin dan phenol formaldehyde resin, 500 ton urea formaldehyde powder, dan 48.700 ton formalin dan lainnya. Dengan begitu, rencana total produksi INCI di tahun 2022 berjumlah 117.500 ton.

Sepanjang Januari-Maret 2022 lalu, INCI telah membukukan penjualan usaha-bersih sebesar Rp 136,98 miliar, naik 32,72%  dibanding realisasi Januari-Maret 2021 yang sebesar Rp 103,21 miliar. 

Dari penjualan tersebut, INCI mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 8,24 miliar di Januari-Maret 2022. Jumlah tersebut melampaui raihan laba bersih INCI di Januari-Maret 2021 yang sebesar Rp 2,77 miliar.

“Ada kenaikan 196,9%,” tutur Sondy.

Baca Juga: Dihantui Kenaikan Suku Bunga, Simak Strategi Puradelta Lestari (DMAS)

Selain mengawal jalannya kegiatan produksi, INCI juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 6 miliar - Rp 8 miliar untuk perawatan fasilitas pabrik. 

“Yang sudah diserap tentu saja masih belum banyak karena capex itu kita atur sesuai dengan cash flow dan sesuai dengan perencanaan di operasional pabrik,” imbuh Sondy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi