Hingga tutup tahun, Superkrane (SKRN) targetkan pendapatan mencapai Rp 700 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) cukup prima hingga sembilan bulan pertama tahun 2019. SKRN mencatatkan pendapatan sebesar Rp 553,57 miliar di sepanjang Januari - September 2019.

Pendapatan ini naik 23,10% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 449,68 miliar. Direktur Utama SKRN Yafin Tandiono Tan mengatakan kenaikan pendapatan salah satunya didorong transaksi sewa krane dengan British Petroleum (BP).

Melihat laporan keuangan SKRN di kuartal III 2019, BP Berau Ltd tercatat sebagai pihak yang berkontribusi sebesar Rp 176,31 miliar atau sekitar 31,85% dari total pendapatan SKRN sepanjang Januari-September 2019.


Baca Juga: Penyewaan krane SKRN di semester II-2019 tidak sebanyak awal tahun

Ini menjadikan BP Berau Ltd sebagai pihak dengan kontribusi terbesar dalam pendapatan SKRN pada periode tersebut. Padahal, sebelumnya BP Berau Ltd hanya berkontribusi sekitar Rp 40,69 miliar pada periode sama tahun lalu.

Di samping itu, maraknya pembangunan infrastruktur sepanjang Januari - September 2019 juga mengerek pendapatan SKRN di kuartal III 2019. Pasalnya, SKRN memang terlibat aktif menyediakan jasa penyewaan krane dalam proyek-proyek infrasturktur pemerintah.

“Pemerintah juga mendorong proyek-proyek pembagunan infrastrktur, maka itu secara otomatis pendapatan kami naik tahun 2019,” jelas Yafin dalam paparan publik pada Senin (16/12).

Di sisi lain, kenaikan yang terjadi di sembilan bulan pertama tahun 2019 juga diiringi dengan kenaiakan beban pokok pendapatan sekitar 25,78% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sepanjang Januari - September 2018, beban pokok pendapatan SKRN tercatat sebesar Rp 264,46 miliar. Angka ini kemudian meningkat menjadi Rp 332,66 miliar pada periode sama tahun 2019.

Meski demikian, laba kotor SKRN tercatat masih tumbuh 19,26% secarar yoy dari yang semula Rp 185,21 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp 220,90 miliar di kuartal III 2019.

Baca Juga: Agar ekonomi digital berkembang, perlu percepatan jaringan infrastruktur

Hal ini juga dibarengi penurunan yang terjadi pada beban lainnya alias other expenses sekitar 5,50% menjadi Rp 41,51 miliar pada sepanjang Januari - September 2019. Sebelumnya, beban usaha SKRN hanya tercatat sebesar  Rp 64,37 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Alhasil, SKRN membukukan pertumbuhan laba bersih sekitar  34,86% secara yoy dari semula sebesar Rp 80,02 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp 107,92 miliar di periode sama tahun ini.

Hingga tutup tahun 2019, SKRN memproyeksikan pendapatan bisa mencapai Rp 700 miliar. “Tapi memang di kuartal keempat bisa mengalami penurunan sedikit karena ada sedikit penurunan musiman,” kata Sekretaris Perusahaan SKRN, Eddy Gunawan di acara yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat