JAKARTA. Penetapan harga indeks pasar (HIP) biodiesel yang berpatokan pada harga minyak solar dinilai telah menyebabkan produsen merugi. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), mencatat sepanjang tahun ini, produsen bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel merugi cukup besar. Ketua Aprobi, Paulus Tjakrawan mengatakan, tiap produsen biodiesel merugi antara US$ 50-US$ 70 per ton. “Kita tetap suplai, tapi ruginya besar. Kalau seperti ini terus, akan terhambat dan kemungkinan akan stop," katanya kepada KONTAN, Senin (8/12). Saat ini, Aprobi tengah mengusulkan pada pemerintah untuk memperbaiki harga BBN jenis biodiesel. Paulus menilai, untuk harga biodiesel jangan merujuk pada harga minyak, karena merupakan dua komoditas yang berbeda.
HIP Biodiesel rugikan produsen
JAKARTA. Penetapan harga indeks pasar (HIP) biodiesel yang berpatokan pada harga minyak solar dinilai telah menyebabkan produsen merugi. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), mencatat sepanjang tahun ini, produsen bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel merugi cukup besar. Ketua Aprobi, Paulus Tjakrawan mengatakan, tiap produsen biodiesel merugi antara US$ 50-US$ 70 per ton. “Kita tetap suplai, tapi ruginya besar. Kalau seperti ini terus, akan terhambat dan kemungkinan akan stop," katanya kepada KONTAN, Senin (8/12). Saat ini, Aprobi tengah mengusulkan pada pemerintah untuk memperbaiki harga BBN jenis biodiesel. Paulus menilai, untuk harga biodiesel jangan merujuk pada harga minyak, karena merupakan dua komoditas yang berbeda.