Hipmi akan bangun konsorsium perikanan di Maluku



JAKARTA. Pengusaha muda yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mulai melirik sektor perikanan. Mereka sedang menjajaki konsorsium bisnis perikanan di Maluku. Ketua Bidang Agribisnis, Agroindustri, dan Kemaritiman Hipmi Munafri Arifudin bilang, dari sekitar 50.000 pengusaha anggota Hipmi, ada 100 hingga 500 pengusaha yang bergerak di sektor perikanan. "Kami akan membentuk joint venture dari hulu sampai hilir di sektor perikanan," ujarnya kepada KONTAN di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Senin (14/9). Nantinya, joint venture akan memanfaatkan sumber daya anggota Hipmi yang meliputi galangan kapal, pengolahan ikan, hingga pemasaran. Sebagai pilot project, Hipmi akan memulai usahanya di Maluku yang merupakan lumbung ikan terbesar di Indonesia. Menurut Munafri, Maluku kaya akan ikan tuna, terutama untuk pasar ekspor. Sayang, Munafri belum bisa menyampaikan hitung-hitungan investasi untuk konsorsium tersebut. "Kami masih harus rapat satu kali lagi," ujarnya. Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia juga menyebut ada perubahan pola pikir anggota Hipmi. Apabila dulu pengusaha lebih banyak menggarap sektor pertambangan, perkebunan, properti, dan infrastruktur, sekarang mereka mulai menaruh minat terhadap sektor perikanan. Sementara itu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pun mengajak pengusaha berinvestasi di sektor perikanan. Tahun depan, KKP berencana membangun fasilitas pendinginan serta pengolahan ikan di 15 lokasi di Indonesia. KKP sudah menganggarkan Rp 1,5 triliun untuk program tersebut. Menurut Susi, pengusaha bisa terlibat di pengadaan kapal tangkap, kapal angkut, cold storage, hingga runway. Nantinya, pengusaha bisa mengirim langsung produk perikanan lewat runway tersebut ke Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan