JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) berharap anggaran infrastruktur yang telah dialokasikan dalam APBN bisa terserap seluruhnya. Dengan demikian infrastruktur di daerah jadi memadai dan bisa menekan biaya logistik yang saat ini dinilai sangat tinggi. "Harapan kita ke depan, seluruh anggaran infrastruktur harus terserap untuk dikerjakan agar infrastruktur kita di daerah-daerah itu memadai. Biaya logistik kita itu besar, sekitar 24% dari total APBN, dan salah satu persoalannya adalah karena infrastruktur tidak memadai," kata Ketua Bidang Infrastruktur BPP HIPMI Bahlil Lahadalia saat ditemui pada program "Kandidat Road to Media"di Gedung MNC Jakarta, Senin (22/12) malam. Ia menambahkan, dalam hal pengelolaan anggaran pembangunan infrastruktur itu sebenarnya tinggal dilihat dari seberapa besar kemampuan eksekutif dalam menjalankan program tersebut. "Kan sudah dianggarkan lewat DPR. Kalau penyerapan anggarannya tidak dilakukan, faktornya ada dua, apakah proses tendernya tidak dilaksanakan atau memang tender sudah dilaksanakan tapi yang mengerjakan itu tidak profesional. Itu saja persoalannya," tegas Bahlil. Bahlil yang maju sebagai Calon Ketua Umum HIPMI untuk periode 2015-2018 menyoroti juga masalah kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) yang saat ini sudah mencapai 7,75%. Menurutnya, suku bunga tersebut masih tergolong cukup tinggi bagi kalangan pengusaha. Karena dampaknya akan meningkatkan pula suku bunga kredit perbankan. "Suku bunga BI rate sekarang 7,75%, dengan demikian maka bunga kredit naik, bunga deposito naik. Kalau bunga kredit naik berarti kan memberatkan pengusaha. Harapan kita ke depan, kalau situasi ekonominya sudah bagus, harus segera BI rate diturunkan , agar bunga kreditnya bisa turun juga," jelasnya. Mantan ketua HIPMI Papua tersebut menilai, jika bunga kredit sampai sekitar 13-14%, maka pengusaha seakan-akan kerja hanya cari uang untuk bank saja. Menurutnya, Bank Indonesia boleh saja mengeluarkan kebijakan mengenai kenaikan BI Rate, tapi bunga kredit jangan ikut naik.
HIPMI: Anggaran infrastruktur harus terserap 100%
JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) berharap anggaran infrastruktur yang telah dialokasikan dalam APBN bisa terserap seluruhnya. Dengan demikian infrastruktur di daerah jadi memadai dan bisa menekan biaya logistik yang saat ini dinilai sangat tinggi. "Harapan kita ke depan, seluruh anggaran infrastruktur harus terserap untuk dikerjakan agar infrastruktur kita di daerah-daerah itu memadai. Biaya logistik kita itu besar, sekitar 24% dari total APBN, dan salah satu persoalannya adalah karena infrastruktur tidak memadai," kata Ketua Bidang Infrastruktur BPP HIPMI Bahlil Lahadalia saat ditemui pada program "Kandidat Road to Media"di Gedung MNC Jakarta, Senin (22/12) malam. Ia menambahkan, dalam hal pengelolaan anggaran pembangunan infrastruktur itu sebenarnya tinggal dilihat dari seberapa besar kemampuan eksekutif dalam menjalankan program tersebut. "Kan sudah dianggarkan lewat DPR. Kalau penyerapan anggarannya tidak dilakukan, faktornya ada dua, apakah proses tendernya tidak dilaksanakan atau memang tender sudah dilaksanakan tapi yang mengerjakan itu tidak profesional. Itu saja persoalannya," tegas Bahlil. Bahlil yang maju sebagai Calon Ketua Umum HIPMI untuk periode 2015-2018 menyoroti juga masalah kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) yang saat ini sudah mencapai 7,75%. Menurutnya, suku bunga tersebut masih tergolong cukup tinggi bagi kalangan pengusaha. Karena dampaknya akan meningkatkan pula suku bunga kredit perbankan. "Suku bunga BI rate sekarang 7,75%, dengan demikian maka bunga kredit naik, bunga deposito naik. Kalau bunga kredit naik berarti kan memberatkan pengusaha. Harapan kita ke depan, kalau situasi ekonominya sudah bagus, harus segera BI rate diturunkan , agar bunga kreditnya bisa turun juga," jelasnya. Mantan ketua HIPMI Papua tersebut menilai, jika bunga kredit sampai sekitar 13-14%, maka pengusaha seakan-akan kerja hanya cari uang untuk bank saja. Menurutnya, Bank Indonesia boleh saja mengeluarkan kebijakan mengenai kenaikan BI Rate, tapi bunga kredit jangan ikut naik.