JAKARTA. Adanya persaingan yang semakin kompetitif dalam kompetisi ekonomi dunia, seperti MEA 2015, menyebabkan kebutuhan akan entrepreneur atau wirausaha muda yang bervisi global perlu terus ditingkatkan. Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Hardini Puspasari mengatakan pihaknya terus mendorong tumbuhnya wirausaha muda bervisi global yang mampu bersaing di dunia internasional dan berkontribusi besar dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kita inginkan para wirausaha muda itu memiliki visi global. Artinya dari yang tadinya jobseeker menjadi job creator, dan harus memiliki daya saing di tingkat global," kata Hardini dalam acara audiensi HIPMI bersama delegasi Harvard Asia Leadership Trek di kantor BPP HIPMI, Rabu (7/1) malam. Turut hadir Samuel Kim, Founder Center for Asia Leadership Initiatives serta Andi Sparingga, Executive Director Harvard Asia Leadership Trek-Indonesia Hardini yang juga Presdir Inmarkcomm memaparkan, saat ini dunia sedang mengalami perlambatan ekonomi, baik negara berkembang maupun negara maju. Perlambatan ekonomi global tidak hanya terjadi di Asia, Eropa bahkan di Amerika serikat sebagai salah satu negara pusat ekonomi global. Menurutnya, dengan adanya audiensi semacam ini, tentunya bisa saling membagi dan menukar informasi mengenai bagaimana menghadapi tantangan global di saat dunia tengah mengalami perlambatan ekonomi. Ia mengungkapkan, tantangan wirausaha muda, terutama sektor UKM saat ini diakuinya sangat berat. Salah satunya adalah tingginya tingkat suku bunga kredit yang diberlakukan oleh perbankan. Saat ini pun Pemerintah belum sepenuhnya dapat memberikan fasilitas kepada pengusaha pemula. "Sektor UKM masih susah sekali untuk bangkit, terutama dalam hal promotion, branding, packaging dan perlindungan hak cipta. Padahal kita harus akui dan boleh bangga dengan UKM kita yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi di saat krisis dengan segala keterbatasan yang ada," tambahnya.
HIPMI: Hadapi MEA, pengusaha harus bervisi global
JAKARTA. Adanya persaingan yang semakin kompetitif dalam kompetisi ekonomi dunia, seperti MEA 2015, menyebabkan kebutuhan akan entrepreneur atau wirausaha muda yang bervisi global perlu terus ditingkatkan. Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Hardini Puspasari mengatakan pihaknya terus mendorong tumbuhnya wirausaha muda bervisi global yang mampu bersaing di dunia internasional dan berkontribusi besar dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kita inginkan para wirausaha muda itu memiliki visi global. Artinya dari yang tadinya jobseeker menjadi job creator, dan harus memiliki daya saing di tingkat global," kata Hardini dalam acara audiensi HIPMI bersama delegasi Harvard Asia Leadership Trek di kantor BPP HIPMI, Rabu (7/1) malam. Turut hadir Samuel Kim, Founder Center for Asia Leadership Initiatives serta Andi Sparingga, Executive Director Harvard Asia Leadership Trek-Indonesia Hardini yang juga Presdir Inmarkcomm memaparkan, saat ini dunia sedang mengalami perlambatan ekonomi, baik negara berkembang maupun negara maju. Perlambatan ekonomi global tidak hanya terjadi di Asia, Eropa bahkan di Amerika serikat sebagai salah satu negara pusat ekonomi global. Menurutnya, dengan adanya audiensi semacam ini, tentunya bisa saling membagi dan menukar informasi mengenai bagaimana menghadapi tantangan global di saat dunia tengah mengalami perlambatan ekonomi. Ia mengungkapkan, tantangan wirausaha muda, terutama sektor UKM saat ini diakuinya sangat berat. Salah satunya adalah tingginya tingkat suku bunga kredit yang diberlakukan oleh perbankan. Saat ini pun Pemerintah belum sepenuhnya dapat memberikan fasilitas kepada pengusaha pemula. "Sektor UKM masih susah sekali untuk bangkit, terutama dalam hal promotion, branding, packaging dan perlindungan hak cipta. Padahal kita harus akui dan boleh bangga dengan UKM kita yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi di saat krisis dengan segala keterbatasan yang ada," tambahnya.