Hipmi: Harus ada langkah jelas selamatkan Garuda



JAKARTA. Kinerja PT Garuda Indonesia (Persero) di kuartal I 2017 tidak memuaskan. Perusahaan penerbangan nasional ini mencetak kerugian sebesar US$ 98,49 juta atau sekitar Rp 1,31 triliun. Tercatat Garuda juga memiliki utang cukup signifikan yakni hampir Rp 40 triliun. Padahal di periode sama tahun sebelumnya, Garuda masih mencatat untung US$ 1,23 juta.  

Ini menjadi perhatian Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) agar Garuda Indonesia bisa terhindar dari pailit dan kebangkrutan. Ketua BPP Hipmi, Anggawira meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN untuk segera mengambil langkah strategis demi menyelamatkan maskapai ini.

“Harus ada langkah konkrit dari pemerintah agar kerugian tidak semakin mendalam," ujar Anggawira dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Jumat (9/6).


Ia juga meminta agar pihak Garuda Indonesia memberikan klarifikasi kepada publik mengenai kondisi faktual yang sedang terjadi saat ini. "Aset bangsa harus diselamatkan. Jika kami melihat dari luar sebagai konsumen, Garuda cukup baik. Akan tetapi jika terjadi seperti ini Garuda harus mengklarifikasi kepada publik kondisi faktual sekarang," tutup Anggawira di Jakarta.

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli pernah menyoroti tentang rencana pembelian pesawat Airbus A350 sebanyak 30 unit oleh Garuda Indonesia. Menurutnya pesawat Airbus A350 hanya cocok untuk rute Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa. Rizal pun mengingatkan perlu ada pembenahan Garuda ke depan agar bisa diselamatkan dari kebangkrutan.

Solusi Rizal adalah agar Garuda tidak bangkrut dengan membeli pesawat yang kelasnya lebih rendah, yakni, Airbus 320 agar benar-benar bisa menguasai pasar domestik dan Asia. Kuasai dulu pasar domestik dan Asia, kuasai dulu pasar regional lima sampai tujuh tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini