Hipmi minta menteri ekonomi perkuat pasar domestik



JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menginginkan berbagai menteri yang terkait dengan sektor perekonomian nasional dapat memperkuat pasar domestik guna menghidupkan kelesuan ekonomi di Tanah Air. "Masukan dari Hipmi, kabinet fokus perbaiki dan perkuat pasar domestik," kata Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia di Jakarta, Rabu (12/8). Menurut Bahlil, pihaknya juga menyambut baik formasi baru menteri ekonomi Kabinet Kerja yang baru dirombak oleh Presiden RI Joko Widodo. Bahlil juga menginginkan agar formasi baru tersebut segera memperbaiki masalah internal perekonomian dan jangan terus menyalahkan pihak luar. Terkait dengan sosok Darmin Nasution yang baru diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Ketum Hipmi berpendapat hal itu tepat. Penilaian tersebut, ujar dia, karena Darmin dinilai sebagai orang yang mampu melakukan berbagai terobosan saat menjabat beberapa jabatan penting sebelumnya. "Saat menjadi Dirjen Pajak, Darmin bikin NPWP yang mendorong peningkatan perolehan pajak. Sewaktu Gubernur BI, Darmin bikin beberapa regulasi yang berpihak kepada dunia usaha. Kami yakin akan ada terobosan lagi dari beliau," ujarnya. Namun, ia juga mengemukakan bahwa tantangan yang dihadapi saat ini sangat berat antara lain karena ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2015 hanya mengalami pertumbuhan sebesar 4, 71 persen, atau melambat bila dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,14 persen. Bahlil mengatakan, perekonomian global memang sedang mengalami kelesuan dan berimbas pada penurunan permintaan akan komoditas di dalam negeri. "Sayangnya, kelesuan itu diikuti pula oleh rendahnya serapan pasar domestik yang berujung pada penurunan penjualan di semua sektor hingga membuat perekonomian tumbuh rendah di bawah 5 persen dalam dua kuartal pertama tahun ini," katanya. Dia memaparkan, tantangan menteri-menteri ekonomi baru ini yakni pelemahan konsumsi dan rendahnya serapan anggaran pemerintah sehingga program APBN masih belum terlalu tampak wujudnya pada perekonomian nasional. Menurut pantauan Hipmi, pelemahan daya serap anggaran ini tak lepas dari tingginya rasa takut dari kementerian dan pemerintah daerah dalam memanfaatkan APBN dan APBD untuk mengeksekusi berbagai proyek. Pada sisi lain, kata Bahlil, tantangan menteri baru ini yakni melemahnya pasar domestik tak lepas dari pengetatan kebijakan dan anggaran yang dilakukan sendiri oleh pemerintah hampir di semua kementerian dalam berbagai regulasi. Padahal, lanjutnya, untuk menggenjot perekonomian secara teoritis harus dilakukan relaksasi baik dari sisi regulasi maupun aspek hukum. "Dari sisi anggaran sangat sedikit yang masuk ke sistem perekonomian, sementara dari sisi regulasi terlalu banyak pengetatan sehingga minat sektor swasta untuk berinvestasi sangat rendah. Teorinya, kalau ekonomi mau tumbuh harus banyak kelonggaran dan bahkan berbagai insentif," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan