Hippindo: Penjualan di Ritel Modern pada Idul Fitri Bisa Naik Hingga 2 Kali Lipat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Budiharjo Iduansjah mengatakan, pada momentum Idul Fitri di tahun ini akan ada kenaikan penjualan hingga dua kali lipat dibandingkan bulan biasanya. Menurutnya, lebaran merupakan momentum terbesar di Indonesia untuk penjualan retail terutama makanan dan fashion. 

"Kami optimistis penjualan akan naik dua kali lipat dibandingkan bulan-bulan biasanya. Adapun dengan tidak adanya pembatasan-pembatasan memang sangat membantu untuk traffic pembeli datang ke toko offline. Di sisi lain, penjualan pada kanal online juga akan meningkat  dibantu promosi dari marketplace," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (4/3). 

Untuk saat ini, persiapan yang dilakukan peritel lebih kepada stok barang. Budiharjo mengatakan, setiap tahun peritel modern akan menambah stok sejumlah produk di gudang dan toko dengan kuantitas yang beragam. Ada produk yang stoknya harus ditingkatkan 2-3 kali lipat, ada juga produk tertentu yang kebutuhan stoknya harus ditambah hingga 4-5 kali lipat dibandingkan biasanya seperti biskuit dan daging. 


Baca Juga: Risiko Varian Covid-19 Omicron Rendah, Pemerintah Melonggarkan Aturan PPKM

Dalam pemenuhan stok ini, Budiharjo tidak menampik bahwa biasanya terjadi kendala khususnya ketersediaan stok produk  di tingkat pemasok sehingga diperlukan negosiasi ke supplier. 

Apalagi saat ini ada beberapa produk yang stoknya menipis di ritel modern seperti minyak goreng. Budiharjo menjelaskan, stok produk yang menyusut seperti minyak goreng, salah satunya karena disebabkan panic buying. "Jadi saat pajangan kosong, konsumen  langsung membeli dalam jumlah besar. Maka dari itu membuat beberapa produk kosong," ujarnya. 

HIPPINDO berupaya untuk dapat mengisi kembali stok produk tersebut. Dia berharap kepada pemerintah dan supplier dapat memasok produk dalam jumlah besar ke peritel modern untuk persiapan Ramadhan dan Idul Fitri mendatang. 

Di sisi lain, dengan adanya kondisi perang Rusia-Ukraina, Budiharjo bilang tentunya akan berimbas pada terhambatnya beberapa bahan baku makanan. "Ini situasi yang mempengaruhi ekosistem daripada rantai produksi sehingga akan mengganggu dan berpotensi terjadi kelangkaan, lalu pada akhirnya akan terjadi kenaikan harga," imbuhnya. 

Baca Juga: APPBI Optimistis Pusat Perbelanjaan Berangsur Pulih pada Paruh Kedua 2022

Namun sejatinya, Budiharjo menjelaskan, tanpa adanya suatu dampak ekosistem yang terjadi saat ini maupun panic buying, setiap tahunnya selalu terjadi kenaikan harga karena supply dan demand seminggu sebelum lebaran sangat tinggi.  Ditambah dengan adanya situasi ini, Budiharjo melihat, potensi kenaikan harga akan lebih parah. 

Kendati begitu, HIPPINDO telah mencoba melakukan langkah penetralisiran dengan bersikap tenang, mengimbau konsumen untuk tidak panic buying sehingga tidak memperparah kenaikan harga. Di saat yang sama, peritel modern dan supplier juga bekerja keras untuk mengisi semua stok produk yang ada. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .