TOKYO. Produsen elektronik asal Jepang, Hitachi Ltd. menyatakan kerugian di tahun fiskal per 31 Maret akan lebih besar dari prediksi sebelumnya. Yaitu, menggelembung menjadi 788 miliar yen atau setara dengan US$ 8 miliar. Hitachi, produsen yang membikin semua perkakas rumah tangga hingga alat-alat kesehatan, telah memprediksi kemerosotan yang paling buruk itu. Penyebabnya, tak lain adalah permintaan yang menyusut lantaran resesi global. Rapor merah senilai 788 miliar yen itu akan menjadi kerugian yang paling buruk dalam industri manufaktur Jepang. Hal ini ditegaskan oleh Shinko Research Institute Co. Nilai itu juga akan menjadi kerugian terbesar kedua di Jepang dalam sejarahnya setelah perusahaan telekomunikasi Nippon Telegraph and Telephone Corp. membukukan kerugian sebesar 834,6 miliar yen pada tahun fiskal per 31 Maret 2002. Hitachi juga menurunkan prediksi penjualannnya untuk tahun fiskal per 31 Maret menjadi 10 triliun yen dari proyeksi semula yang besarnya 10,02 triliun yen. Perusahaan ini telah mengumumkan pemangkasan pekerjanya sebanyak 7.000 orang; atau mendekati 2% dari jumlah pekerjanya di seluruh dunia. Hitachi rugi 58,1 miliar yen dan 11,2 triliun dalam penjualan pada tahun fiskal per 31 Maret 2008. Perusahaan yang berbasiskan di Tokyo ini mengatakan bisnisnya dipukul bertubi-tubi oleh penurunan global. Apresiasi yen terhadap dolar AS yang mengikis nilai dari pendapatan di seluruh dunia, juga telah meremukkan hasil pendapatan.
Hitachi Merugi US$ 8 Miliar
TOKYO. Produsen elektronik asal Jepang, Hitachi Ltd. menyatakan kerugian di tahun fiskal per 31 Maret akan lebih besar dari prediksi sebelumnya. Yaitu, menggelembung menjadi 788 miliar yen atau setara dengan US$ 8 miliar. Hitachi, produsen yang membikin semua perkakas rumah tangga hingga alat-alat kesehatan, telah memprediksi kemerosotan yang paling buruk itu. Penyebabnya, tak lain adalah permintaan yang menyusut lantaran resesi global. Rapor merah senilai 788 miliar yen itu akan menjadi kerugian yang paling buruk dalam industri manufaktur Jepang. Hal ini ditegaskan oleh Shinko Research Institute Co. Nilai itu juga akan menjadi kerugian terbesar kedua di Jepang dalam sejarahnya setelah perusahaan telekomunikasi Nippon Telegraph and Telephone Corp. membukukan kerugian sebesar 834,6 miliar yen pada tahun fiskal per 31 Maret 2002. Hitachi juga menurunkan prediksi penjualannnya untuk tahun fiskal per 31 Maret menjadi 10 triliun yen dari proyeksi semula yang besarnya 10,02 triliun yen. Perusahaan ini telah mengumumkan pemangkasan pekerjanya sebanyak 7.000 orang; atau mendekati 2% dari jumlah pekerjanya di seluruh dunia. Hitachi rugi 58,1 miliar yen dan 11,2 triliun dalam penjualan pada tahun fiskal per 31 Maret 2008. Perusahaan yang berbasiskan di Tokyo ini mengatakan bisnisnya dipukul bertubi-tubi oleh penurunan global. Apresiasi yen terhadap dolar AS yang mengikis nilai dari pendapatan di seluruh dunia, juga telah meremukkan hasil pendapatan.